Sabtu, 31 Desember 2016
TAHUN BARU TIBA, LIVERPOOL MENANG
Jumat, 30 Desember 2016
AMPAR-AMPAR PISANG, INI LHO ARTINYA
“Ampar ampar pisang, pisangku belum masak. Masak bigi dihurung bari-bari. Masak bigi dihurung bari-bari. Manggalepak manggalepok, patah kayu bengkok. Bengkok dimakan api, apinya cang curupan. Bengkok dimakan api, apinya cang curupan. Nang mana batis kutung dikitipi dawang. Nang mana batis kutung, dikitipi dawang,”
“Ampar-ampar pisang, pisangku belum masak. Masak sabigi dihurung bari-bari. Masak sabigi dihurung bari-bari. Manggalepok manggalepok, patah kayu bengkok. Bengkok dimakan api, apinya kakurupan. Bengkok dimakan api, apinya kakurupan. Nang mana batis kutung dikitip bidawang. Nang mana batis kutung, dikitip bidawang,”..
Baca Juga :
CHINMI JAGOAN KUNGFU DARI KUIL DAIRIN
LILAC, SEPENGGAL CERITA TENTANG PASSION BERMUSIK
"MAMA" by PAULINA, PROYEK LAGU PERTAMA
BANYAK MOTOR SEDIKIT MEREK, SEDIKIT MOBIL BANYAK MEREK
LINTAS GENRE, SATU BUKTI LAGI KUALITAS LAGU ABBA
GATOTKACA TIDAK HANYA OTOT KAWAT BALUNG WESI
HOMPIMPA ALAIUM GAMBRENG UNYIL KUCING
BASA WALIKAN
YEN ING TAWANG ANA LINTANG
KOKORO NO TOMO
MBANGUN DESA YANG NGANGENI
10 BREGADA KERATON YOGYAKARTA YANG KEREN
LAGU-LAGU ABBA, LIRIK DAN VIDEO
MUSIK ZAMAN DAHULU VS ZAMAN NOW, MANA YANG BERKUALITAS?
Minggu, 25 Desember 2016
MET NATAL, DEK ANITA KRISTOBEL SIHOTANG
Aku memandang Anita Kristobel Sihotang (2). Bercengkrama dengan teman-teman seumuran. Merengek tatkala melihat salah satu temannya memegang balon, minta dibelikan ibundanya. Selama ibadah Natal jemaat Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Samarinda Seberang di Gereja Oikumene, Minggu (25/12) pagi tadi, kamu dikerubungi banyak "kakak".
Kamu hilir-mudir di halaman gereja. Ah sepertinya agak lupa kalau 13 November lalu, ada insiden besar yang membuat satu Indonesia heboh tak karuan. Tubuhnya saat itu keras terpelanting, setelah seorang tak berbelas kasih melemparkan bom molotov ke kerumunan anak-anak.
Kamu salah satunya yang ada di kerumunan itu. Intan Olivia Banjarnahor (2,5), teman bermainmu, akhirnya mengembuskan nafas sehari kemudian, diiringi tangis satu Indonesia. Dua temanmu, Alvaro dan Trinity masih di rumah sakit sampai sekarang.
Sepasang matamu tiba-tiba menatap padaku, ketika aku mengarahkan kamera. Tiga-empat detik kamu menatapku, sebelum perhatiannya kembali tercurah ke teman-temannya. Sepintas kemudian, kamu tertawa riang bersama mereka. Ah, beberapa detik kamu menghancurkan hatiku, dek. Dan aku tidak tahu apa yang ada dalam benakmu..
Mungkin engkau mau bertanya beberapa hal. Apa yang terjadi dengan orang dewasa saat ini. Apa yang terjadi di tengah masyarakat sekarang. Apa yang salah denganmu ketika lelaki tak berbelas kasih itu melemparkan bom molotov itu... Ah, dek, andai kau tahu, betapa aku menahan sekuat tenaga air mata ini jatuh berderai.
Sama seperti ketika aku menjenguk Alvaro dan Trinity. Dan melihat foto Intan.... Mungkin mereka pun akan bertanya hal serupa padaku, dan pada semua orang dewasa yang dijumpai. Apa yang terjadi? Apa yang salah? Maaf aku tak bisa menjawab pertanyaan itu. Mulutku terkunci..
Tapi izinkan aku mengucapkan Selamat Natal untukmu... Ucapan yang sama juga suda kusampaikan ke tiga sohib kecilmu itu. Eh dek, kuberi tahu satu hal lagi ya.. Satu Indonesia kenal kamu lho..dan juga sayang kamu. Banyak yang sayang kamu, kok, dek Anita. Jangan khawatir ya. Kasih Tuhan Yesus besertamu.
Baca juga ARTIKEL LAIN :
"MAMA" by PAULINA, PROYEK LAGU PERTAMA
JADI "GURU" DADAKAN DI PERBATASAN
MAMMA MIA ! HERE WE GO AGAIN, ABBA AGAIN
PELUKAN (CERPEN)
LUAR BIASA, BEGITU BANYAK FILM DOKUMENTER PERANG DUNIA II
Selasa, 13 Desember 2016
10 TAHUN BERSAMAMU, KAM....
Benar-benar saat yang tidak tepat untuk bermasalah. Sodara bojo sudah membawa tiga model, dua cewek imut dan satu cowok keren, naik ke pojok beteng di kota gudeg ini. Sambalbawang masih berkutat di rumah, seraya menjungkir-balikkkan kamera ini. Sekeranjang doa dilagukan, setumpuk mantra dirapal, tetap tidak membawa perubahan.
Mungkin kau terlalu lelah, kam (kamera-maksudnya)...Terpapar abu vulkanik Merapi dan debu puing-puing bangunan akibat gempa. Tersiram entah berapa liter air selama 11 tahun ini, jika menghitung sekian kali tetes-tetes air memandikanmu. Entah berapa kali pula kam hampir "berenang" di lautan maupun sungai. Dan entah berapa ratus jam, jika ditotal, kam kepanasan tersengat terik mentari.
Dan entah berapa kali, kam terjerembab ke lantai, tersenggol tembok, hingga "terbang" seiring jaket yang lupa terlempar. Mungkin sekian kali ke perbatasan, pedalaman, kantoran, laut, sungai, dan ikut keluyuran dalam "aktivitas malam", kam jadi capek.
Belahan jiwamu, lensa bawaan, sudah duluan pensiun, enam bulan lalu. Dia juga lelah, namun duluan menyerah. Kalian berdua sekarang sudah "tak bersuara".. Terlempar memori ketika sambalbawang memboyongmu di akhir 2006. "Kamera ini berat banget," batinku saat itu.
Seberat bobotnya, seberat itulah pekerjaanmu, kam. Sepuluh tahun, sepertinya lebih dari cukup untuk ukuran ketahanan kamera yang digeber hampir tiap hari ini. Maafkan, (dompet) ku tidak berani "membangkitkanmu" lagi, kam.. Tapi kamu boleh bersantai tanpa gangguan di rak-rak dalam rumah, tinggal pilih sesukamu, mau mejeng di mana...
BACA ARTIKEL LAINNYA :
MENGAPA HARUS NGEBLOG
THE AQUARIAN ?
Rabu, 07 Desember 2016
NASIBMU SUZUKI
Sebulan lalu, sambalbawang membawa Suzi Nex kesayangan untuk berobat. Aktivitas rutin. Melakoni servis ringan sembari ganti oli, seturut petunjuk manual book. Cek kiri-kanan, atas-bawah, depan-belakang. Meskipun sebenarnya ya enggak terlalu turun performa. Tapi servis terakhir, enam bulan lalu. Saatnya menengok diler.
Meluncurlah Suzi Nex ke salah satu diler Suzuki yan ada di Kota Minyak ini. Diler tempat kuda besi berjenis matik ini dipinang tiga tahun silam. Ee, tapi.. lhaaaa, badaaaalah, dilernya motor mana, kok berganti busana menjadi diler mobil. Nggak salah ni? Apa gerangan? Tengok sana tengok sini, mencari jawaban..
"Kalau servis motor, sekarang sudah pindah," kata salah satu karyawan diler ini, yang segera nongol menghampiri. Ah, salah satu kecemasan para pemerhati otomotif yang mengemuka 4-5 tahun lalu, akhirnya menimpa Balikpapan. Satu demi satu diler Suzuki tutup, lantaran tidak sanggup bersaing. Jualan terbatas, menjualnya pun terengah.
Sesampainya di diler tempat servis, ketemu salah satu kawan. Sembari menunggu motor selesai diutak-atik, kami mengobrol. Sembari memandang ruang pamer diler yang hanya berisikan tiga jenis Suzi, yakni Satria, Address, dan Burgman.
Ketiganya wakil tunggal keluarga Suzi aliran ayago, matik, dan matik gede. Cuma itu, tidak lebih tidak kurang. Terus mana itu Hayate, Nex, Axelo, dan Lets, Oiya hampir lupa, mereka sudah diselesaikan masa edarnya, sebelum sempat mencicipi kejayaan.
What's wrong, Suzuki. Kamu dulu enggak begini. Dua dekade lalu, meski kamu nggak bisa menggoyang si dia yang berinisial H, kamu masih nomor dua di bawah pabrikan sebelah berinisial Y. Tapi semakin ke sini kok semakin begini.
Ketika matik mulai menggeliat, saling selip terjadi dan kamu hanya jadi penonton. Memasukkan Spin, sudah terlambat untuk masuk lintasan. Masih kurang, bikin Nex dan Lets, tapi seperti tak ada greget dalam promosi. Dilibas habis sama sebelah.
Di segmen bebek, Suz hanya bisa memandang dua seteru berseteru semakin seru. Pabrikan sebelah nelurin varian lebih cepet dari kecepatan cahaya, Suz masih tenang-tenang saja. Tahun ini Sonic keluar dengan gagah, Suz yang hanya mengandalkan Satria, jelas terancam.
"Siapa yang mau pakai Burgman?" kata salah satu kawan. Sambalbawang mengamini. Suz, kamu perlu gerak cepat. Tapi kok terkesan nggak mau, atau malu-malu, padahal penggemarmu (termasuk sambalbawang) menunggu kuda besimu.
Banyak yang bilang, Suzi jadi gini karena para petingginya tidak mengadopsi keinginan publik Tanah Air akan roda dua. Sambalbawang nggak paham tentang ini, Tapi rasa-rasanya ada benarnya juga. Orang sini beli motor kan liat tampang duluan.
Ini seperti menentukan mana gadis yang akan ditarget. Tampang yang asik, tjakep, tentu jadi nomor satu diburu. Suz memang punya kualitas, baik mesin maupun nonmesin, dan itu sudah terbukti berpuluh tahun. Tapi kualitas saja tidak cukup.
Orang sini butuh motor yang punya tampang agar bisa dipamerin. Entah dipamerin sama teman-teman, atau kepuasan ala sambalbawang yang cukup senang mantengin motor di waktu sore hari sembari minum teh dan menyantap mendoan.
Sudah, lah, Suz, Telusuri motor-motor kompetitor, jaring masukan dan kritik dari para penggemar setiamu. Saya boleh, lah, kamu jadikan narasumber. Dengan senang hati. Sebab, nggak kuat hati ini liat Suz jadi kayak gini..
baca juga :
SUZUKI NEX IRIT LINCAH MANTAP KALEM
APA KABAR SUZUKI ?
MOTOR APA YANG PALING NYAMAN ?
SUPRA GTR 150 SI BEBEK RASA SPORT
7 MOTOR BEBEK TERBAIK SEPANJANG MASA
TENTANG HONDA (1) DARI PISPOT SAMPAI PITUNG
FORD LASER SONIC - BALADA FORDI (1)
Selasa, 06 Desember 2016
SARADAN
Kejadian 30-an tahun silam itu masih teringang di benak. Memang wajar kalau ibu lantas berang karena menangkap basah aksi mangap-mangap sambalbawang ini hampir tiap hari. Enggak pagi, enggak siang, enggak malam. Cuma pas tidur, kebiasaan itu hilang. Saradan memang bikin malu meski sepertinya orangtua yang paling malu.
Sebenarnya, saradan itu apa sih? Dalam bahasa Jawa, saradan diartikan sebagai kebiasaan menggerak-gerakkan bagian tubuh secara berulang-ulang demi kepuasan hati. Ini dilakukan dalam kondisi sadar, tahu bahwa tidak cukup baik untuk diteruskan, tapi tak bisa menahan.
Karena penasaran, sambalbawang sengaja ikuti orang itu sampai 6-7 km. Agak kurang kerjaan, sih, tapi kok ya pengen mbuntutin. Untunglah, dia serute sama sambalbawang. “Busyet, mau matahin leher sendiri, tuh orang,” begitu suara dalam batin. Sampai tak sadar, ternyata mbatinnya itu pun sambil mulut saya mangap-mangap.
GATOTKACA TAK HANYA OTOT KAWAT BALUNG WESI
PELUKAN (CERPEN)
MENGAPA HARUS NGEBLOG
BLOGER BALIKPAPAN RAYAKAN HARI BLOGER NASIONAL 2019
Sabtu, 05 November 2016
MODISTE ONLINE MBAK SAMANTHA BALIKPAPAN
Mesin jahit kayuh memang ribet tatkala diajak berlari cepat. Dengan mesin jahit listrik, satu persoalan teknis terurai. Dua mesin jahit, satu mesin obras, sebagai aset utama Samantha Project selain sekoper jarum dan benang, saat ini ibarat sepasang "kaki" anak usia balita. Lagi semangat-semangatnya berlari.
Memang masih jauh Samantha "balita" di Balikpapan ini, untuk menyusul atau setidaknya menyamai lari sang "ibunda" yang juga bernama "Samantha", tetap tinggal di Yogyakarta. Sang ibunda sudah mengawali lari maratonnya sejak 1968.
Tetapi ketika kaki telanjur (dan disengaja) berada di jalur lomba, tentulah sudah ditakdirkan untuk berlari. Setidaknya melakukan jalan cepat, karena berjalan biasa sudah terlalu mainstream (aha...akhirnya memakai istilah ini juga)..
Atas dasar itu juga, Samantha Project yang belum lama diproklamirkan sebagai lini usaha modiste-clothing line, nekat mencoba satu lagi menu lomba lari yang "menantang", yaitu modiste online. What, what? Iya, beneran, modiste online.
Bekal nekat saja, kah? Tentu tidak. Samantha juga berbekal kegairahan yang tinggi, skill, kepercayaan diri yang tak ada habisnya, setumpuk doa, dan tentu saja bercangkir-cangkir kopi "serius" dan bergelas-gelas teh "serius banget" sebagai amunisi.
Kami yakin, modiste online Samantha adalah tawaran menarik bagi mereka yang berdomisili di luar Kota Balikpapan. Cukup berbekal meteran baju (metlen) yang ditoko seharga Rp 10.000-Rp 20.000 per biji, dan pulsa yang cukup, Anda bisa order jahit baju.
Bisa order dres sampai kebaya, dari gaun hingga kimono outer, dari kemeja sampai gamis, juga dari daster sampai busana kerja. Sayang banget kan jika kain-kain koleksi Anda hanya tersimpan rapi di lemari? Mendingan dibikin busana yang unik dan satu-satunya di muka bumi ini.
Eh, lalu gimana teknis modiste online ini? Simpel. Tinggal telepon (atau ber-WA-dulu dengan) mbak Samantha a.k.a Atha selaku owner Samantha, agar dipandu mengukur badan Anda. Dan tinggal nantikan busana idaman, sampai di tangan dengan hasil memuaskan.
Berbeda itu asyik, bukan? Mengapa harus berbeda dan mesti asyik, ya karena itulah jiwa Samantha Project. Yup, yup, kami memang berbeda dan bersemangat untuk mengajak Anda ikut tampil bersemangat dan juga berbeda.Tentunya....
Salam Samantha..
Samantha by Atha "Mbak Samantha"
** telp/WA 082149417505 ; instagram: @samanthaproject
website : modiste samantha
workshop: Kompleks Mediterania Blok S2/7 Balikpapan Baru, Balikpapan
baca juga : Sempat jadi jurnalis kini atha pilih dunia fashion
Kimono mini hingga tenun Kalimantan nan etnik
Welcoming days with samantha projet
Cari tukang jahit di Balikpapan? Ke Modiste Samantha saja
"MAMA" by PAULINA, PROYEK LAGU PERTAMA
Teh Nasgitel pet
BASA WALIKAN
Minggu, 30 Oktober 2016
HONDA REVO 110 CC, ENGGAK POWERFUL, TETAPI NYAMAN DAN KEREN
BACA JUGA : Supra GTR 150 si Bebek Rasa Sport
BACA JUGA : AVANZA VS WULING VS XPANDER
BACA JUGA : TENTANG HONDA (2) DARI ASTREA 700 SAMPAI ASTREA 800
Minggu, 23 Oktober 2016
"SUAP" NANGKA DARI MAMA
Siang itu, rasanya tidak bisa menolak pesona si nangka. Seorang nenek yang bersimpuh di depan pintu Pasar Klandasan, Balikpapan, dengan beberapa kantong plastik berisi nangka. Ada yang berwarna kuning, ada yang agak oranye.
"Coba dulu," begitu tawaran si nenek ini. Telanjur mampir melihat lapaknya, satu nangka pun sambalbawang ambil dan dicicip. Ah. Manis. Oke bungkus, tapi satu saja. Si nenek menerima dengan riang uang Rp 15.000.
Hanya sehari nangkanya habis. Pada potongan terakhir, mendadak teringat kisah masa lalu. Saat masih duduk di bangku TK. Masa di mana nangka menjadi alat suap bagi sambalbawang agar nurut nemenin mamah ke pasar.
Karena kakak bersekolah di SD, dan mamah bertugas antarjemput memakai kaki, maka posisi sambalbawang serba "terjepit". Nggak mungkin lah mamah menjemput sambalbawang, lalu balik ke rumah, dan kembali ke sekolah kakak.
Imbasnya, mamah menjemput sambalbawang dulu, dan menghabiskan sekian puluh menit menemani mamah ke pasar atau urusan macam-macam. Dan mamah tahu persis bagaimana anaknya ini ditaklukkan. Dengan apa? Nangka.
Untuk membujuk sambalbawang agar berangkat ke sekolah (TK) memang harus dengan teh kotak dan Chiki. Maka untuk membuat sambalbawang tidak rewel setelah sekolah, nangka yang paling efektif. Entah mengapa, memang demikian.
Jadilah suap nangka ini terjadi hampir tiap hari. Sambalbawang ingat punya dua penjual nangka favorit di Pasar Ngasem, Yogyakarta. Yang satu di dalam pasar, satunya lagi mangkal di tangga pasar. Satu bungkus nangka, kalau tidak salah Rp 200.
Kalau sudah ketemal-ketemil makan nangka, berjalan seberapa jauh pun, tak masalah. Namanya saja masih kecil, sambalbawang tidak pernah tahu betapa harga nangka segitu, sebenarnya sudah cukup berat bagi kondisi keuangan keluarga kami.
Selepas motor satu-satunya dijual demi biaya sekolah kakak-kakak, maka mamah yang jadi "ojek" kaki bagi anak-anak. Dalam sehari mamah berjalan cukup jauh, mungkin bisa 5 km. Mengantar saya dan kakak ke sekolah yang berbeda, menunggu, dan menjemput.
Sejak TK sampai SD kelas sekian, lah, aktivitas itu. Maksudnya jajan nangka ini. Tapi sepertinya, bagi mamah, membelikan sebungkus nangka untuk sambalbawang adalah pilihan terbaik. Daripada anak bungsunya ini rewel sepanjang hari dan bikin onar di rumah.
Dan, sebetulnya, cukup murah tuh, suap nangka ini. Meski kadang di sore hari ada es dung-dung lewat, ya diembat. Hehe. Tapi terlepas dari fakta murahnya nangka ini, ternyata ada hal positif. Apa itu? Sambalbawang tidak canggung masuk pasar untuk belanja.
Hari ini sambalbawang menelepon mamah, dua kali. "Ada apa ya," kata mamah. "Oh nggak, mah. nggak ada apa-apa. Hanya kangen," sahut sambalbawang. "Mah, Adi minta uang," kata sambalbawang. Dijawab dengan ketawa di seberang.
"Adi minta doa restu saja ya, mah"
"Pasti. Mama setiap hari berdoa untukmu.."
BACA JUGA ARTIKEL LAINNYA :
THE AQUARIAN ?
Jumat, 21 Oktober 2016
TEH vs KOPI
Kopi memang terasa nikmat diseruput tiap hari. Sambalbawang sebenarnya lebih terbiasa menyeruput teh ketimbang kopi, karena itulah kebiasaan sejak kecil. Namun juga menyukai kopi. Dan kala sekian hari menyeduh teh, kecintaan akan kopi tidak berkurang. Sambalbawang yang lahir dari keluarga peminum teh, kini. atau tepatnya sejak tahun 2013, juga menjadi penikmat kopi. Kopi yang "serius" tentunya. Bukan kopi sachet.
Jadi, jangan bandingkan kedua minuman favorit sambalbawang ini. Keduanya minuman istimewa.
baca juga :
TEH NASGITEL PET
KOKORO NO TOMO
1O BREGADA KERATON YOGYAKARTA YANG KEREN
BASA WALIKAN
MAMMA MIA ! HERE WE GO AGAIN, ABBA AGAIN
MENGAPA HARUS NGEBLOG
Rabu, 05 Oktober 2016
KOKORO NO TOMO
Sono te no nukumori o kanji sasete
Tada kokoro no tomo to watashi o yonde
Hito wa naze sungita hi no shiawase oikakeru
Shizuka ni mabuta tojite kokoto no doa o hirakiWatashi o tsukandara namida fuite
Tada kokoro no tomo to watashi o yonde
Tada kokoro no tomo to watashi o yonde "
Lirik di atas--yang sambalbawang comot dari internet karena enggak faham-adalah lagu Jepang yang barangkali paling populer di Indonesia sampai saat ini. "Kokoro no tomo", judulnya, menjadi hits di era 80-an. Dinyanyikan oleh Mayumi Itsuwa.
Semangatku pun bergelora menapaki jalan hidup ini
Sebelum berjumpa denganmu, kesepian aku berkelana
Biar kurasakan hangatnya jemarimu
Tatkala lelah dalam perjalanan
Ingatlah diriku sebagai teman hati
Mengapa orang-orang mengejar kebahagiaan yang telah berlalu
Pejamkan matamu perlahan dan singkapkan jendela hatimu
Raih tanganku dan usap air matamu
Ketika lelah dalam perjalanan
Ingatlah diriku sebagai teman hati
Tatkala lelah dalam perjalanan
Ingatlah diriku sebagai teman hati "
CHINMI JAGOAN KUNGFU DARI KUIL DAIRIN
"MAMA" by PAULINA, PROYEK LAGU PERTAMA
GATOTKACA TAK HANYA OTOT KAWAT BALUNG WESI
HANACARAKA AKSARA JAWA YANG INDAH
TEH NASGITEL PET
BASA WALIKAN
KILAUMU BAGAIKAN MUTIARA
MENGAPA HARUS NGEBLOG
BLOGER BALIKPAPAN RAYAKAN HARI BLOGER NASIONAL 2019
Kamis, 29 September 2016
SUPRA GTR 150, SI BEBEK (RASA) SPORT
Setelah sekian bulan penasaran, akhirnya sambalbawang berkesempatan juga melakukan test drive motor yang sempat menghebohkan para biker itu. Sore hari, sambalbawang meminjam sejenak motor itu dari diler Honda Harapan Utama, Balikpapan. Penasaran kan memang harus dituntaskan biar kelar. Ini dia tampangnya.
Jauh sebelumnya, Mei lalu, sambalbawang sudah berpapasan dengan GTR 150. Namun hanya sempat memelototi tampangnya, ketika serombongan bikers mampir Balikpapan, di sela-sela turing antarpulau. Sempat ngobrol dengan beberapa biker, katanya GTR 150 sip untuk turing.
Jadi, mari kita bahas sedikit gimana makhluk ini. Diawali, tentu saja dari tampang. Dimensinya cukup bongsor, dengan lekukan-lekukan sudut tajam. Mengingatkan sejenak dengan sosok bebek sport yang dibesut pabrikan lain. Namun bodi GTR 150 lebih “menjulang” dan seimbang.
Beranjak ke tampang depan, desain lampunya sepintas mengajak memori bernostalgia mengingat si legendaris Supra X 125 yang tak lekang dimakan usia. Tapi, bedanya ya tetap jauh sih, karena lampu depan GTR 150 ini sudah menganut dual LED, lampu jauh dan dekatnya terpisah.
Menuju ke bahan material, plastik bodi penutup tampang dan bagian tebeng, meski tidak terlalu tebal, tapi cukup “serius” dan rapat, dibanding kawanan bebek lain. Menandakan bebek sport ini tidak akan banyak berisik “mengepakkan sayap” kala bergetar mesinnya.
Jika dipantengin dari samping dan belakang, tampilan GTR 150 termasuk kalem jika parameternya adalah sport murni. Namun tampaknya inilah satu daya tarik, agar kaum hawa-yang ingin tampil sedikit macho-pun melirik. Ibarat berotot, boleh, tapi nggak perlu harus seperti binagarawan. Kan? Aha.
Kembali ke topik utama. Oh ya, satu yang paling mengesankan adalah desain knalpot. Cukup slim, kokoh, namun sporty dan good looking. Dentuman suaranya pun, tidak malu-maluin, tapi juga tidak bikin sebel pengendara sebelah. Tidak juga bikin pak RT terpaksa keluar rumah sambil bawa pentungan, kala ini motor lewat gang kampung.
Dengan moncong mendongak ke belakang lumayan tinggi, GTR 150 akan aman dan baik-baik saja jika dipaksa melewati genangan air hingga 40 cm. Inilah bebek-dan mungkin juga bebek sport- yang secara teori paling aman menerabas banjir. Bisa jadi opsi bagi mereka yang kerap lewat daerah banjir.
Beranjak ke fitur, terutama melongok panel-panel indikator, nuansanya sih, standar. Gabungan analog dan digital. Penunjuk RPM masih berupa jarum, tapi selain itu sudah digital. Apik. Semua penanda indikator, cukup jelas terbaca. Kalau toh dicari satu “kelemahan”, sepertinya hanya menyoal penanda RPM yang space-nya kegedean. Sepertinya dari sektor inilah GTR 150 terasa masih ada “bebek” nya.
Okey. Cukup pantauan secara visual. Sekarang saatnya berkendara alias test drive. Lima menit pertama, langsung terbaca mengapa bebek ini diklaim bersahabat kalau diajak turing jarak sedang hingga jauh, dan naik-naik ke puncak gunung. Para biker yang terlanjur beli GTR 150, sepertinya tidak menyesal.
Dari aspek ergonomi, lumayan dapet. Diajak putar-putar Kota Balikpapan, tangan dan telapak tangan tidak pegal. Posisi kaki juga nyaman. Posisi stang yang tinggi membuat badan tidak dipaksa membungkuk. Sambalbawang yang tinggi badannya 171 cm, masih bisa menebar senyum ke kanan-kiri saat berkendara.
Konfigurasi kopling manual lumayan sukses disematkan di Supra GTR 150. Tuas kopling empuk ditarik jemari tangan, tugas persneling gigi di kaki, pun, enteng dipijak. Saat posisi gigi berpindah, entakannya lumayan anteng. Jika terbiasa mengendarai motor cowok, mengendarai GTR 150 yang bertipe mesin DOHC dan setingan giginya sampai enam ini, bisa sambil “merem”, lantaran mudah. Nggak perlu narik kopling ful tenaga, gigi sudah bisa dipindah dengan smooth. Enyak kan.
Beranjak ke suspensi, GTR 150 lebih bersahabat ketimbang bebek sport lain. Sambalbawang sengaja “menghajar” jalanan aspal berlubang, dan sejenak melewati jalan bergelombang-berbatu-batu, dan ternyata...motor ini cukup anteng. Suspensi belakang bertipe tunggal (mono shock), tak hanya sekadar mempermanis tampilan sisi tengah motor, tapi juga oke meredam getaran. Berikutnya, tentang jok, sebenarnya cukup keras, namun pengendara terbantu oleh fungsi suspensi yang lumayan sip.
Roda depan berukuran 90/80-17 sedangkan belakang 120/70-17. Dimensi yang cukup lebar untuk memeluk aspal, dan mantap untuk mencengkeram saat pedal rem diinjak. Dobel rem cakram, depan-belakang, menjadi nilai tambah. Sambalbawang mencoba mengerem rada “kejam” saat laju motor cukup kencang. Supra GTR 150 ini akur-akur saja, mau berhenti tanpa bikin pengendaranya panik.
Lalu, mesinnya bagaimana? Supra GTR 150 berkubikasi 149 cc dan berteknologi injeksi penuh ini, terbilang cukup bertenaga. Sepintas dicicipi, karakter mesinnya mirip Sonic, tapi lebih kalem. Lebih jinak, dikit. Di putaran bawah, sedang, hingga tingi, tenaganya masih bisa “ngisi”.
Mesin tetap cukup adem lantaran ada radiatornya. Dibawa lari sampai 90 km per jam, motor ini belum melayang. Masih bisa “nancep” ke aspal. Handling juga tidak “lepas”. Tapi ngapain juga kencang-kencang membejek gas sampai segitunya, kalau kecepatan nyaman ada di kisaran 50-70 km per jam. Turing kan tidak harus ngebut, kan?
Melongok ke fitur lain, memang terasa ada yang dikorbankan demi tampilan GTR 150 yang ca’em ini. Apa saja itu? Pertama, bagasi. Hanya tersedia sejumput space yang itu pun tidak muat untuk sebiji jas hujan. Paling hanya muat notes. Tapi, ruang kecil ini sebaiknya tidak diisi barang, karena untuk "bernapas" mesin.
Kedua, tidak ada cantolan tempat menggantungkan bawaan di bagian tebeng. Dengan desain rapat segitu, motor ini memang bukan motor untuk belanja ke pasar. Dibikin cantolan sih, bisa dan sah-sah saja, kan ini urusan selera dan fungsionalitas. Meski konfigurasi tebeng-nya tidak mentolerir untuk itu. Tapi kan kalau turing, masa juga sembari bawa plastik isi soto.
Supra GTR 150-yang dilanjutkan dengan All New Supra GTR 150-diklaim hanya menghabiskan 1 liter BBM untuk menempuh jarak 42-an km. Ini termasuk hemat, bro and sis. Ada rider bilang motor ini bisa dipancal sampai 120-an km tanpa mesin tersengal-sengal kehabisan napas. Tapi karena sambalbawang bukan penggila speed, melainkan pendamba kenyamanan berkendara, maka, tidak terlalu penting membuktikan batas speed tersebut.
Oya satu lagi, untuk menikmati sensasi berkendara yang ideal, Supra GTR 150 ini meminta minuman jenis pertamax, bukan BBM subsidi. Pertalite, sih, sepertinya cukup oke, tapi sebaiknya kita suapin pertamax. Bebek nan “mewah” gini, bermesin injeksi pula, cocoknya ya dikasih pertamax.
Singkat kata, bebek sport ini bisa diajak berpetualang tanpa bikin pantat cepat terasa pegal, dan tetap dapat santai berkendara. Boncenger juga cukup diperhatikan “nasibnya” lantaran jok Supra GTR 150 tidak nungging-nungging amat. Turing berdua ke luar kota, masih bisa hepi sampai tujuan.
Diler Honda di Kota Minyak ini, membanderol Supra GTR 150 Rp 22-Rp 23 juta di Balikpapan. Sambalbawang tidak mau menilai ini harga yang murah atau tidak, lantaran harga kan menyesuaikan bagaimana material dan performa kendaraan. Pilihlah motor sesuai keinginan dan kebutuhan. Kalau masih suka ke pasar, motor ini enggak cocok. Kalau suka turing, tapi santai-santai saja melahap km demi km, GTR 150 bisa dipinang di diler. Begitu, jreng...
BACA JUGA
7 MOTOR BEBEK TERBAIK SEPANJANG MASA
ZUNDAPP LAMBRETTA JAWA CB200 DI PAMERAN MACI BALIKPAPAN
TENTANG HONDA (3) INILAH STAR'S FAMILY
TENTANG HONDA (2) DARI ASTREA 700 HINGGA ASTREA 800
TENTANG HONDA (1) DARI PISPOT SAMPAI PITUNG
BANYAK MOTOR SEDIKIT MEREK, SEDIKIT MOBIL BANYAK MEREK
SUZUKI NEX - IRIT LINCAH MANTAP KALEM
FORD LASER SONIC - BALADA FORDI (1)
AVANZA VS WULING VS EXPANDER
Senin, 19 September 2016
NGGAK MAU BIKIN TEH ENAK, BIKIN SIRUP SAJA, SANA
Saya, sebagai konsumen, sebetulnya berhak menentukan "rasa", ketika sudah ngomong "tehnya panas, manis, kental", dan sudah diiyakan si penjual. Dalam hal ini, saya sudah menghilangkan keinginan citarasa "sepet".
Komposisi teh yang sejati, ya empat unsur tadi. Jika ingin sempurna, ya tehnya beraroma melati. Nasgitelpet, panas-legi-kentel-sepet. Rumus bakunya gitu. Dan, saya sudah lumayan berdamai ketika mau menerima teh rasa vanila-jika itu yang terhidang.
Namun, teh yang dihidangkan di warung, 90 persen sepertinya "asal teh". Lebih ke air segelas yang kecemplungan secara tidak ikhlas oleh teh celup. Bahkan kalau boleh berpendapat, teh celup bikinan saya, pun, masih jauh lebih enak.
Oke, jika penjual memilih minuman sebagai "tambang uang", daripada makanan. Namun tidak bisa donk teh dihidangkan asal-asalan. Bahkan, "sembarang" teh pun, masih masuk akal, bagi saya, daripada "sembarang" cara bikin teh.
Alasannya, semua teh bisa dibikin enak. Menjadi tidak enak jika cara bikinnya salah. Airnya kebanyakan, takaran tehnya kelewat pelit, airnya sudah nggak segar, diseduh tidak dalam kondisi mendidih, terlalu lama disimpan,
Diperparah lagi kalau takaran gulanya, kelewatan. Maksud saya, untuk ukuran saya yang terbiasa minum teh manis saja, tarakarannya tetap kelewatan. Kebangetan. Kebayang, kan? Teh yang nikmat memang manis, tapi ingat, itu setelah ada faktor "nas-tel-pet"nya, yang terpenuhi. Kalau hanya manis doang, ya tidak enak. Apalagi jika satu teh celup untuk empat gelas.
Jika syarat teh enak diabaikan, teh akan terasa ambyar. Celakanya lagi, salah satu "benteng" terakhir penjual teh di Balikpapan, yakni warung angkringan, nyaris tidak ada yang menganggap teh itu minuman penting.
"Teh (rasa ambyar) seperti ini saja, laku. Ngapain repot bikin teh yang repot," sepertinya itu pikiran banyak penjual dari tingkat warung, restoran, hingga angkringan. "Mbikin teh itu, ya repot," begitu kata salah satu pedagang angkringan yang syukurlah, masih resah jika teh bikinannya gagal-dan tidak berani menyajikan teh asal ke saya.
Karena teh seperti "candu", maka, jika makan di warung, saya tetap membeli minuman teh. Tapi teh botol, atau teh dalam kemasan kotak. Setidaknya, keduanya, baik teh botol maupun teh yang dikemas kotak itu, rasanya masih lebih serius daripada teh yang "asal teh" itu.
Kalau mau rasa teh yang enak, ya mesti mau repot. Sedikit repot, tepatnya. Mau tahu kerepotan lain? Teh itu nggak enak jika diwadahi gelas plastik, maupn diaduk memakai sendok plastik. Nah, jadi, kalau mau mudah, ya bikin minuman sirup saja. Atau bikin es batu. Ho, oh, kan?
Senin, 15 Agustus 2016
KEMBALI BERSUA ( cerpen 8 )
Kamu melihatku. Tatapan matamu seakan menyelidik. Seakan pula berharap, entah harapan apa. Harapan yang nantinya berujung uang, atau harapan bahwa sesosok pria di depannya ini bukan seseorang yang akan mengusirnya.
Rabu, 20 Juli 2016
NABRAK MAKHLUK MANIS DI LAPANGAN (CERPEN-7)
Menjelang malam, aku bertandang ke rumahmu. Berjalan kaki, menenteng raket bulutangkis, dan botol air minum. Kamu-dan adikmu yang sering menganggu itu-telah menantiku di teras rumah. Seperti biasa, ini malah kita, bukan?
Aku dan kamu melangkah memasuki lapangan. Ganda campuran, begitulah konsep kerja sama aku dan kamu. Di dunia kita, banyak ganda lawan yang sudah kita kalahkan, bukan? Tapi tanding antar teman begini, tak ada medalinya.
Aku selalu menantikan laga. Dan aku suka bisikanmu. "Jangan biarkan mereka menang," katamu dengan muka serius, yang jujur saja, lebih terlihat jenakanya. "Kalau menang, aku pinjem buku ceritamu, ya," jawabku. Dia menyahut, "Beres.."
Lengan mungilmu keras mengayun. Langkah kakimu mengejar ke mana arah laju bola kok. Ah, aku suka mendengar lepas tawamu saat lawan tak sanggup mengembalikan bola. Dan aku suka melihat peluh deras berjatuhan dari dagumu.
Kadang, aku menunggu senyum kikukmu saat beradu pandang. Aku pun masih ingat bau keringatmu. Dan aku mengingat raut sebal wajahmu ketika bapakmu menjemput karena jam jarum telah menunjuk angka 12 malam.
Hei, kita beberapa kali bertabrakan gara-gara memburu laju bola. Cukup keras benturan itu, sampai membuat tubuh mungilmu terpelanting dan jatuh. Dan aku selalu mengulurkan tangan, membantumu bangkit. Pipimu pasti memerah saat itu.
Aku tertawa terbahak-bahak malam ini. Dua puluh tahun setelah kita memutuskan gantung raket, tanpa pernah melangkah bersama.Aku yakin kamu pun terbahak-bahak di sana.
BACA JUGA ARTIKEL LAIN :
THE AQUARIAN ?
Senin, 11 Juli 2016
HOMPIMPA ALAIUM GAMBRENG... UNYIL KUCING !!!
Pak Raden, Pak Ogah dan tandem sejatinya yakni Pak Ableh, juga Bu Bariah, pun, tak ketinggalan muncul. Ada juga Kinoy, adiknya Unyil, serta Bun Bun, adiknya Melani. Mereka tinggal di Desa Sukamaju. Hidup berdampingan dengan damai, ceria, meski kadang ada kejadian. Komplet juga dengan hutan, dan para satwanya. Ah.
Pak Raden itu galak, tapi kami mencintainya. Pak Raden marah-marah ketika Unyil dan Ucrit sembunyi di pagar tanaman depan rumahnya. Unyil dan Ucrit diusir. Pak Raden juga malah “ngasih tahu” penjahat ke mana arah larinya Unyil dan Ucrit. Tapi Pak Raden nggak salah. Malah, Pak Raden itu sebenarnya orang baik.
Ehm.. sekadar catatan, "hompimpa, alaium gambreng" itu, setelah sambalbawang baca di sekian alamat, berarti: "Dari Tuhan kembali ke Tuhan, Mari kita bermain".
Buseet, kan.. Daleeeem....
BACA JUGA
BAHASA JAWA (1) BAHASA YANG (MUNGKIN) TERUMIT
GATOTKACA TAK HANYA OTOT KAWAT BALUNG WESI
LILAC SEPENGGAL CERITA TENTANG PASSION BERMUSIK
JURASSIC WORLD VS JURASSIC PARK
AKU DI BELAKANGMU, TIGER
MAMMA MIA HERE WE GO AGAIN, ABBA AGAIN
LEBIH BAIK NAIK VESPA