Jumat, 05 Maret 2021

LUAR BIASA, BEGITU BANYAK FILM DOKUMENTER PERANG DUNIA II

Apa yang belum terceritakan di buku, majalah, dan artikel-artikel seputar Perang Dunia II? Pastilah visualisasinya. Dan kita beruntung, cukup banyak film dokumenternya. Lewat cakram optis, kanal youtube, hingga di tayangan berseri Natgeo, semua bisa membayangkan suasana PD II dan menyelami lebih dekat setiap pertempuran dan cerita.

Benar-benar luar biasa. Dokumentasi itu masih bisa kita lihat sampai sekarang, padahal perangnya sudah rampung 75 tahun lalu. Masih susah lho, membayangkan ada orang-orang yang berani mengangkat kamera merekam pertempuran dari dekat. Di darat, laut, maupun udara. Sempat-sempatnya, eh.. Sebagian dari mereka bahkan sampai kehilangan nyawa.

Tidak terhitung berapa gulungan pita terselamatkan, bisa diperbaiki, dan yang dipindah formatnya ke digital. Jika tulisan dan foto bisa bercerita banyak tentang PD II, maka rekaman video memberi nuansa lain. Kita, misalnya, bisa membayangkan bagaimana situasi pertempuran. Tapi tetap saja belum cukup mengerti seberapa dekat bahayanya bagi si pengambil gambar.

Ada lho, dokumentasi video dari kru kapal perang Amerika di tengah-tengah serangan kamikaze pesawat-pesawat Mitsubishi Zero Jepang. Kita bisa jadi ngerti bagaimana hantaman pesawat itu langsung menimbulkan bola api besar dan mengepulkan asap pekat. Ada pula video dokumentasi pengapnya kondisi di dalam kapal selam U-Boat Jerman. Ada juga rekaman suasana parade tentara Jerman di depan Hitler, saat awal-awal perang.

Kita juga bisa menyaksikan blitzkrieg (serangan kilat) Jerman dari konvoi panzer-panzer saat menginvasi Polandia. Barisan atau lebih tepatnya parade tentara Jerman saat memasuki Paris, Perancis, setelah menaklukan kota itu, ada videonya. Masih ingat raungan sirene pesawat Ju-Stuka Jerman? Melalui film dokumenter, kita bisa mendengar sirine yang memekakkan telinga dan menciutkan nyali pasukan lawan ketika pesawat itu menukik ke bawah.


Gerak maju pasukan Jerman ke daratan Rusia (operasi Barbarrosa) yang tersendat gegara lumpur tebal dan musim dingin, tak ketinggalan terdokumentasi. Sekaligus saat mereka balik dipukul mundur. Gelombang tentara Merah Rusia yang tinggal setengah km dari bunker Hitler, juga ada rekamannya, baik dari sisi Jerman maupun Rusia. Termasuk saat-saat terakhir Hitler.

Pihak yang dalam posisi menekan atau hampir menang, punya kesempatan lebih banyak untuk membuat rekaman demi rekaman. Masih ingat kan, visualisasi seperti cendawan raksasa yang terbentuk pascabom atom dijatuhkan? Terlepas dari dasyatnya bom, persiapan membawa bom itu juga ada dokumentasi visualnya. Di film-film dokumenter, bahkan komplet dibahas bagaimana polemiknya, pro-kontra, jauh sebelum bom itu dirakit.

Pendaratan pasukan sekutu (D-Day) di pesisir Perancis, di tahun 1944, yang merupakan operasi amphibi terbesar, juga cukup banyak terdokumentasi. Banyak pula cerita para prajurit yang melihat satu demi satu kawannya tertembak, tapi tak bisa banyak menolong. Ransel saja sudah berat dan terus dihujani peluru waktu menuju pantai.

Melalui film dokumenter, kita bisa melihat hancurnya bangunan-bangunan di London karena kiriman bom pesawat Jerman—termasuk roket V-1. Juga hancurnya kota-kota di Jerman karena Inggris balik membalas, bahkan barengan sama Amerika. Film dokumenter juga tak lupa menampilkan halaman depan sejumlah surat kabar Inggris dan kondisi pasukannya, dengan iringan suara sang perdana menteri, Winston Churchill yang berpidato membakar semangat rakyat: We shall never surrender ! 


Sebagian dari video (yang masih hitam-putih) itu merupakan video rampasan perang—yang pasti belum sempat dimusnahkan pihak lawan. Ada juga yang mengangkat wawancara para veteran perang yang selamat dari pertempuran mematikan. Juga dari keluarga mereka.

Sambalbawang tidak punya banyak dokumentasi video PD II. Baru “sempat” mengoleksi beberapa VCD. Semuanya dibeli di toko. Beberapa judul misalnya Hiroshima (BBC); Auschwitz-The Nazis & The Final Solution (BBC); War of The Century-When s.Hitler Fought Stalin (BBC); Jeremy Clarkson War Stories-The True Stories of Two Audacious World War II Mission.

Secara garis besar, isi VCD itu sudah tahu, kan. Dari judulnya aja sudah tergambar. Ambil yang Jeremy Clarkson dulu. Doumentasi ini gaweannya Jeremy yang notabene juga presenter acara otomotif Top Gear. Dia mewancarai (menulis kisah) prajurit veteran PD II yang mendapat Victoria Cross, penghargaan militer tertinggi.

Dalam War of The Century, kita menonton cepatnya tentara Jerman dan kendaraan mereka merangsek masuk tanah Rusia. Rusia akhirnya mengambil langkah mundur, yang belakangan terbukti jitu. Semakin jauh kendaraan melaju, rantai logistik pun makin panjang, bukan?

Ditambah musim dingin yang amat dingin (sampai diistilahkan sebagai Jenderal Winter), pasukan Jerman yang tidak cukup persiapan--karena nyaris tidak berbekal pakaian hangat, jelas bertumbangan. Bisa bayangkan suhu yang hampir 50 derajat di bawah nol ? Tak hanya prajurit yang tumbang, oli mesin kendaraan pun beku. Menarik loh cerita ini.

Oke kita kembali ke koleksi film. Karena VCD yang bisa diburu, terbatas, kita ganti obrolan ke dokumentasi video di Natgeo dan yang bertebaran di kanal berbagi video (youtube). Di sinilah “surga” bagi para penyuka kisah-kisah PD II. Beneran, banyak cerita menarik dituang di sana.

Sambalbawang “melahap” semua (atau hampir semua) tayangan seri documenter PD II di Natgeo (sebagian ada juga di youtube). Di sini kisah-kisah dinukilkan secara rapi dan menarik. Misalnya tentang galangan tempat kapal-kapal selam Jerman diperbaiki, dan bagaimana pihak lawan melumpuhkannya.

Banyak pertempuran epik disajikan dari kemenangan armada udara Inggris melawan serbuan pesawat Jerman (Battle of Britain); penyerbuan ke pulau Iwo Jima; pertempuran Midway; hingga “kampanye” Jerman di sisi utara Afrika yang dipimpin Erwin Rommel.

Ada pula film dokumenter yang mengangkat cerita napak tilas ke lokasi-lokasi bersejarah, seperti benteng Atlantik-nya Hitler di Norwegia; tempat latihan pesawat tempur Jerman; bunker-bunker Jerman yang kokoh; hingga ke perairan lokasi karamnya kapal-kapal perang. Ada juga kisah bertahan hidup tentara di belantara Australia.

Sebagian dokumentasi video itu berkonsep diceritakan ulang. Disusun dari keping-keping dokumentasi video, dijalin menjadi cerita beralur. Ada pula yang dibikin filmnya (secara serius) dengan adegan-adegan yang mendukung. Misalnya di film-film dokumentasi tentang Hilter, diperankan oleh mereka yang wajah dan posturnya cukup mirip dengan Hitler. Wuih..

Tayangan-tayangan tersebut jadi terasa lebih sip karena dilengkapi analisis-analisis berdasarkan data dan pengamatan lapangan. Di episode Perang Dunia II yang ditayangkan kanal Natgeo misalnya, bercerita tentang awal invasi Jerman ke tanah Rusia. Jerman mengerahkan ribuan pesawat, termasuk pembom legendaris Junkers JU-88.

 Selama PD II, Jerman memproduksi lebih 9.000 JU-88. Tapi sedikit yang selamat pascaperang. Nah satu JU-88 ini ditemukan di dasar danau di Norwegia, lalu direstorasi. Pesawat itu terbilang fenomenal, karena tercepat di eranya. Kecepatan menukiknya 360 mil per jam. Fast bomber. Akurasi menjatuhkan bom, juga apik. JU-88 lincah, cepat, tapi juga rentan sisi pertahanannya. Di film dokumenter itu, menariknya juga dipaparkan situasi kokpit, termasuk kecanggihan JU-88 yang sudah mengadopsi sistem autopilot. JU-88 bisa mengatur otomatis sudut menukik, berhenti menukik (setelah menjatuhkan bom), dan kembali menanjak. Ini penting karena dalam sejumlah kasus, manuver itu berimbas pada tekanan gravitasi yang bisa bikin kru pesawat pingsan.

Jerman berjaya di awal dengan JU 88. Dua hari pertama invasi ke Rusia, 2.000 pesawat Rusia bisa dihancurkan. Kebanyakan pesawat Rusia ini masih di darat. Istilahnya, pesawat-pesawat itu dalam posisi siting duck. Mangsa empuk. Rusia kaget, tak mengira diserang secepat itu. bahkan lebih buruk lagi, Rusia tak mengira Jerman menyerang--karena itu berarti melanggar kesepakatan damai.

Lanjut ke cerita. Invasi tertahan meski Jerman tinggal 300 km menuju Moscow. Hitler memilih mengamankan dulu ladang minyak Kaukasus. Masukan dari para jenderal--di antaranya Jenderal Hadler--agar Jerman langsung merebut Moscow, tak diindahkan. Waktu terbuang, momen hilang. Jerman bahkan sudah telat memulai kampanye perang di Rusia karena musim dingin tiba. 

Dan begitulah Jerman berbalik menelan kekalahan demi kekalahan karena meremehkan Rusia. Di sisi lain, Jerman tersudut pula dari sisi barat (pasca D-Day). Banyak hal menarik terjadi usai PD II. Di film dokumenter Natgeo itu misalnya, Jenderal Hadler bekerja di angkatan darat AS, dan dia membukukan cara kerja Nazi Jerman. Salah satu pilot JU-88, setelah perang,

Ada pula film tentang pendaratan pasukan AS ke Iwo Jima Jepang. Pulau kecil itu dipertahankan mati-matian oleh Jepang dan bagaimana strategi Jepang memanfaatkan setiap detil pulau itu sebagai benteng. Pertaruhan Jepang sangat besar. Kalau Iwo Jima (yang ada pangkalan terbangnya) sampai direbut, maka tanah Jepang terancam bombardir pesawat.

Iwo Jima adalah pertempuran paling berdarah selama PD II di wilayah Pasifik. Amerika pun tak mengira korban jiwa dari kedua pihak bakal sebanyak itu (total sekitar 26.000 orang). Mungkin inilah pertempuran terepik di mana tentara Jepang bertahan dengan kecerdikan dan segala keterbatasannya—lantaran sudah terdesak.

Bahkan sampai ada filmnya loh, berjudul “Letters from Iwo Jima”. Ini bisa dibilang termasuk film tentang PD II yang favorit bagi sambalawang. Bagaimana Jepang, bisa dibilang bertempur sampai serdadu terakhir. Eh, ada yang belum nonton film ini? Ayo buruan nonton. Ini film bagus, lho. Sambalbawang bahkan sampai nonton beberapa kali. Yuk tengok sedikit film itu.


Sangat banyak film yang dibikin berdasar pertempuran PD II, kisah-kisah kepahlawanan para prajurit, atau yang hanya "menumpang" di cerita. Masih ingat kan sama film Band of Brothers, Midway, hingga Admiral Yamamoto. Dan oh ya tentu saja Furry-- menceritakan lima prajurit di satu tank Amerika yang bertempur menghadang pasukan Jerman. 

Begitulah setiap inchi PD II selalu menarik untuk diceritakan, ditulis ulang, dianalisis dari berbagai versi, hingga difilmkan. Lewat tayangan bergerak, kita melangkah lagi lebih “dekat” ke pertempuran demi pertempuran. Bener-bener tidak enak dan mengerikannya sebuah perang. Kita bisa membayangkan, merasakan, seandainya jadi tentara. Atau minimal jadi warga yang ketakutan karena pesawat menderu di atas sambil memuntahkan bom.

PD II yang berdurasi enam tahun tak hanya dimenangkan di medan laga. Sebagian harus dimenangkan dari laboratorium. Ada begitu banyak ilmuwan yang mempelajari senjata musuh dan mencari teknologi untuk menghadang dan mengunggulinya. Pertempuran juga ikut dimenangkan dari menderunya pabrik-pabrik yang tak henti memproduksi peralatan dan peluru. Pertempuran juga sangat ditentukan pihak mana yang paling punya bahan bakar. Itulah sebab pasukan Jerman yang sedang ngebut ke Moscow, diperintah Hitler untuk belok dulu, merebut kilang minyak lawan.

Wuuh, sampai ke mana-mana pembahasan soal PD II di artikel ketiga ini. Kita sudahi saja, ya, ntar jadi kepanjangan nih artikel. Sudah lumayan panjang nulis pun, kayaknya baru secuil yang tersampaikan. Enggak apa-apa. PD II memang topik yang terlampau menarik dan tidak mungkin dituang dalam beberapa tulisan. Setuju ? Sip. Oke, bahasan yang sekira terlewat, biarlah nanti untuk dituang di artikel keempat (kapan yaaaa).

 

BACA JUGA ARTIKEL LAINNYA :

KOLEKSI BUKU DAN MAJALAH PERANG DUNIA II YANG TERUS BERTAMBAH 

SEKILAS TENTANG PERANG DUNIA II

7 MOTOR BEBEK TERBAIK SEPANJANG MASA

KETEMU ANGKRINGAN RADEN BALIKPAPAN, KEMBALI "NGANGKRING" 

BAWA KAINMU, JAHITKAN KE SAMANTHA PROJECT

MERASAKAN "COKOTAN" BU TEJO DI FILM TILIK 

AKU DI BELAKANGMU, TIGER WONG 

CHINMI JAGOAN KUNGFU KUIL DAIRIN 

ABBA, TALENTA TERBAIK MUSIK SWEDIA 

MENGAPA HARUS NGEBLOG ? 

BASA WALIKAN 

MUSIK JADUL VS JAMAN NOW, MANA LEBIH BERKUALITAS ? 

NGOBROL BARENG MAS BENNI LISTIYO SEPUTAR MUSIK 80-90AN 

THE BEATLES FOREVER 

THE AQUARIAN 

TENTANG HONDA (3) INILAH STAR'S FAMILY 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar