Kamis, 27 September 2018

LINTAS GENRE, SATU LAGI BUKTI KUALITAS MUSIK ABBA


Masih mengulik soal ABBA, band legendaris asal Swedia yang berjaya di tahun 1974-1982. Perdebatan seputar band yang beranggotakan empat orang itu, dari banyak bahasan, memang tak pernah usai. Bahkan meskipun band itu sudah bubar 35 tahun yang lalu.

Dalam beberapa tulisan sambalbawang sebelumnya--di blog ini--bercerita tentang (sejarah) ABBA secara umum, menyoal militannya dua kubu pendukung Agnetha dan Frida, tentang film-nya (Mammamia), serta lirik dan klip-klip lagunya.

Kali ini sambalbawang coba menggambarkan ABBA dari sudut pandang penikmat musik, yang hanya sempat mendengar musik mereka melalui kaset, cakram keras (CD), dan melihat mereka dalam klip-klip video. Dari sudut pandang awam. Sambalbawang ingin iseng mengulik dari lagu-lagu indah mereka yang lintas genre. 

ABBA tak hanya soal mendunianya lagu Dancing Queen, Mammamia, Ring-ring, I Have A Dream, Waterloo, Honey Honey, dan Fernando. Karena ada banyak lagu lainnya yang barangkali kita (awam) tidak serta merta yakin bahwa itu beneran lagu ABBA. Sebab tidak pure bergenre pop (euro pop). 

Mencipta 100-an lagu, yang separuhnya bisa dikatakan hits, jelas bukan prestasi sembarangan. Kita mesti mengingat bahwa ABBA menelurkan hits-hits mereka ini dalam Bahasa Inggris, bukan Bahasa ibu mereka, yakni Swedia. Ini bukan hal mudah, untuk menggambarkan definisi lain: ABBA memang jenius.

Album mereka (sebanyak 8 album) sudah terjual lebih 400 juta kopi di seluruh dunia, dan jumlah ini akan terus bertambah. Klip-klip lagu mereka, termasuk pentas live di sejumlah negara, telah terdokumentasi cukup komplet di kanal youtube. Dengan laju jumlah pengunjung yang terus bertambah.

Mudah ditemui remaja-remaja belia berumur 14-17 tahun yang terkaget-kaget menyimak lagu-lagu ABBA, dan menyukainya. Mereka, sebagian malah bertanya, normalkah remaja kekinian menyukai lagu-lagu ABBA yang notabene terentang jauh di belakang mereka, sekitar 40 tahun silam.

Tentu dengan mudah dikatakan, ini tak ubahnya seperti band jadul lain yang tetap mendapat atensi dari kalangan muda, jauh setelah era keemasannya berakhir. Okelah jika demikian. Namun ada beberapa hal yang menjadi pembeda, ketika kita berbicara tentang ABBA dan dampaknya.

Agnetha dan Anni-frid (Frida) banyak disebut sebagai duet penyanyi dalam satu band, yang terbaik sepanjang masa. Kombinasi sopran dan mezzosopran mereka berdua, luar biasa. Ini tak bisa tergambar dengan kata-kata, namun cobalah mendengarkan padunya suara mereka secara harmonis.

Di balik mereka, ada Bjorn dan Benny, sebagai penulis dan komposer lagu. Merekalah sebenarnya nyawa lagu-lagu ABBA. Hebatnya lagi, mereka memiliki nyaris semua genre lagu, termasuk reggae, seperti lagu “Tropical Loveland”. ABBA ternyata juga bisa nge-rock yang cukup bising untuk ukuran ABBA, yakni di lagu “Watch Out”. Namun juga nge-rock secara santai dalam “Rock Me” yang menempatkan Bjorn di posisi lead vocal.

Sentuhan jazz juga bisa mereka racik dalam “My Mama Said”, dan uniknya ini termasuk lagu-lagu awal ABBA. Lagu lainnya “I’m marionette” yang bernuansa “dark” bahkan sanggup menginspirasi Ghost (band rock) menyanyikan ulang sehingga lebih “serem”.

ABBA juga memiliki lagu bernuansa klasik, dalam “I Let The Music Speak”, yang satu penggal refrennya barangkali sedikit mengingatkan pada lagu Bohemian Rhapsody-nya Queen. Bagaimana dengan instrumental? ABBA punya juga, dua malah, yakni berjudul “Intermezzo No. 1” dan “Arrival”.

Jika “Dancing Queen” dinobatkan banyak pihak sebagai lagu pop-dansa terbaik sepanjang masa, ABBA juga punya lagu lain yang layak putar di semua “tempat dugem” era 70-an lalu, seperti “Lay All Your Love On Me”.

ABBA melekatkan lagi keliarannya berekspresi dalam lagu, melalui “The Piper” yang-menurut Wikipedia-harmonisasi drum, seruling, dan paduan suaranya agak bercorak “abad pertengahan”. The Piper juga satu-satunya lagu yang refrennya mencomot Bahasa latin “sublunar saltamus” yang berarti berdansa di bawah (cahaya) bulan.

Era itu, ABBA memang lagi nakal-nakalnya sehingga membuat beberapa lagu seperti “When I Kissed The Teacher” dengan lirik yang jenaka. Grup band Swedia yang jadul ini tak lupa tampil kekinian dan gaul dalam klip lagu “Tiger”, meski terkesan banget dipaksakan. Juga nanggung. Enggak percaya, tonton saja klip lagu Tiger itu.

Eksperimen ABBA juga di ranah alat musik. Mereka apik memakai harpsicords dalam lagu “Dum Dum Diddle” yang melodinya riang. Ada pula beberapa netizen yang menyebut “The Name of The Game” adalah lagu ABBA yang komposisinya paling rumit. Tapi sambalbawang belum nemu rumitnya di mana. Tapi sepakat jika lagu itu memang indah.

Dan bagaimana dengan lagu “Another Town Another Train” yang enjoyable di telinga, dengan lirik yang menyentuh?  Just another town another train, waiting in the morning rain. Lord give my restless soul a little patiente. Just another town, another train. Nothing lost and nothing gained. Guess I will spend my life in railway station…

BACA JUGA ARTIKEL LAINNYA :
ABBA TALENTA TERBAIK MUSIK SWEDIA
AGNETHA FALSKOG VS ANNI FRID LYNGSTAD
MAMMA MIA ! HERE WE GO AGAIN, ABBA AGAIN
GATOTKACA TAK HANYA OTOT KAWAT BALUNG BESI
HANACARAKA AKSARA JAWA YANG INDAH
AKU DI BELAKANGMU, TIGER
TENTANG HONDA (1) DARI PISPOT SAMPAI PITUNG
7 MOTOR BEBEK TERBAIK SEPANJANG MASA


semua foto diambil dari sumber internet




Tidak ada komentar:

Posting Komentar