Senin, 28 Maret 2016

SUZUKI NEX, IRIT, LINCAH, MANTAP, KALEM

Dua tahun lalu (2014), sambalbawang alias saya hehe, terbesit ingin mengoleksi motor matik di garasi. Pilihan yang rada sulit, mengingat saat itu sudah berjejalan aneka makhluk matik di pasaran. Meredupakan pamor motor bebek (underbone), sekarang memang era matik. Orang kalau berkendara tidak lagi mau repot.

Persiapan dan suvei ala-ala dimulai beberapa tahun sebelumnya, untuk memantapkan buruan. Jika dihitung, barangkali sudah 10 lebih skutik milik teman pernah saya jajal. Sejak matik pertama pabrikan Jepang mbrojol hingga matik keluaran negeri asal pizza. Sambalbawang juga pernah punya skutik Korea lansiran tahun 2000 yang bodinya gambot dan berkubikasi 150 cc.

Banyak mencicip aneka skutik malah bikin bingung menentukan, sampai kemudian terlintas keinginan menebus Suzuki Nex saja.Lha kok jadinya malah Nex? Sebelum lanjut, yuk lihat dulu tampang Nex saya.

Kembali ke mengapa beli Nex? Ya enggak apa-apa kan. Penasaran kan boleh. Sambalbawang setidaknya pernah mencicip Nex versi karbu punya kawan. Sepertinya asyik. Maka berangkatlah ke diler Suzuki di Balikpapan. Eh kok mas-mas di diler bilang Nex karbu sudah mau paripurna, lantaran muncul Nex versi Fuel Injection (FI). Ah, ya sudah, boyong saja yang versi kekinian. Era karbu, sepertinya juga masa lalu. Btw, kenapa meminang Nex, alasannya karena (masih) penasaran dengan produk pabrikan berlogo huruf “S” ini. 

Yeah, penasaran karena sambalbawang tahu, Suz.. (saya panggil lagi dengan sapaan ini ya), terkenal karena kualitas produknya. Hanya saja, kok gaungnya makin ke sini makin senyap. Suz Nex apalagi, gemanya sayup-sayup sampai, terhempas promosi matik tetangga sebelah dan tetangga depan rumah, baik yang sekelas kubikasi mesinnya, maupun setingkat di atasnya. Apa mau dikata, pabrikan lain terlihat lebih gigih dan masif menelurkan telur-telur skutiknya.


Memelihara Suz Nex selama dua tahun, apa yang terjadi? Tanpa masalah, sih, bahkan lumayan puas dengan performanya. Sambalbawang jadi penasaran untuk mengulas sedikit tentang Nex ini. Biar jadi sedikit gambaran untuk bro and sis yang barangkali minat mau mengangkut motor ini dari diler terdekat.
 
Sambalbawang tidak akan membahas keunggulan Suz Nex yang dikabarkan punya banyak sensor semisal Throttle Position Sensor (TPS), Intake Air Pressure Sensor (IAPS), hingga Oxygen Sensor (02S). Terlalu rumit, dan sambalbawang pun ndak paham-paham amat. Maklum rakyat biasa--yang hanya seneng berkendara.

Jadi, mendingan membeberkan apa kesan dan pesan selama memelihara Nex saja, yes. Dimulai dari kelebihan Suz Nex FI, kesan pertama terlintas adalah bentuknya yang beneran imut. Bodi cuman punya dimensi panjang 1,85 meter, lebar 0,66 meter, dan tinggi hanya 1,04 meter. Ini matik terkecil. Matik terimut, begitu kata bini. Jelas cocok untuk kaum hawa. Tapi kaum adam juga bisa berdendang tatkala mengendarai.

Posisi tubuh sambalbawang yang tingginya 171 cm dan berat 72 kg, baru bisa nyaman setelah duduk agak mundur dikit ke tengah areal jok. Barulah siku bisa dilurusin dan rasanya lega. Jok yang penampangnya kecil, tidak terlalu masalah. Jika merasa masih kurang nyaman, tinggal geser lagi ke belakang.

Sambalbawang lumayan kaget ketika handel gas Nex FI mulai dipelintir. Mesin 113 CC yang tertanam di bodi mungil ini ternyata cukup dasyat menyemburkan power. Tak usah mikir berapa torsi atau rasio kompresi, nikmati saja letupan mesinnya. Kawasan perbukitan di Balikpapan jadi saksi power-nya Suz Nex. Lekuk gang demi gang yang cukup curam, masih dilibas. Mesin SOHC-nya memang meraung keras waktu dipaksa naik-naik ke puncak gunung, namun bukan raungan pilu yang berakhir dengan ogah nanjak.

Seorang teman yang punya tunggangan matik pabrikan sebelah, ikut terkejut dan mengakui kemampuan Suz Nex mendaki. Berboncengan sama sambalbawang, tuh, Suz Nex bisa naik-naik ke puncak gunung. Saat digeber kecepatan tinggi, di jalan datar, kalau tidak salah 70 km/jam, dia berujar, bahwa Suz Nex masih anteng. Akselerasi, oke.

Sambalbawang sendiri hanya pernah sekali memacu hingga 85 km/jam--di jalan agak menurun. Bukaan gas sepertinya belum mentok, atau dikiiiit lagi mentok, tapi detak jantung tak mengizinkan. Nah, kalau untuk berboncengan, maksimal membukukan 70-an km/jam. Mungkin gas masih bisa dipelintir, tapi sambalbawang memilih tidak. Berkendara yang santai saja, lebih hore. 
 
Untuk urusan dibawa lari-lari, motor ini bisa melaju ringan, juga lincah bermanuver, dan menikung-nikung asyik. Selap-selip bisa kedap-kedip meski berboncengan yang muatannya dua manusia seberat total 130-an kg. Urusan handling, Suz Nex bisa dipercaya. 

Saat mendaki tanjakan, sendirian tapi, pernah sambalbawang merasa tanjakan itu tidak bakal tergapai. Tetapi Suz Nex masih bisa melahap pelan walau tetap meraung. Tapi erangannya tidak berlebihan. Coba saja ke Balikpapan jika masbro mbakbro penasaran menjajal gimana tanjakan-tanjakan dalam kampung.

Menyoal mesin, teriakan Nex cukup anteng, meski pencetan tombol starter-nya bersuara menyentak keras. Sepertinya suara merdu Nex ikut disebabkan karena pertamax adalah minumannya. Hari gini motor injeksi ditenggakin premium? Pertamax-lah.

Yang bikin terkesima adalah, starter kaki Suz Nex enteng dipancal. Sambalbawang punya kebiasaan pada pagi hari menendang Suz, eh menendang kick starter. Baru sesudahnya starter listrik yang dipencet. Kombinasi ini jos, untuk memperpanjang usia aki.

Untuk menilai suspensi motor, sambalbawang akui, Suz Nex cukup mumpuni. Boncengan maupun sendiri, lumayan mantap. Pernah berboncengan di jalan tanah berkerikil-berbatu, Suz Nex anteng saja. Bukan berarti suspensinya sempurna, namun tidak bikin uring-uringan. Masih bisa senyum.

Menyoal ke pengereman, Suz Nex masuk kategori cukup. Rem belakang tidak terlalu pakem, tapi rem cakram depan pakem. Saling melengkapi, berimbas pada pengereman yang aman. Asal jaga jarak, tentunya. Turun bukit, juga nyaman. Melibas hujan deras yang sangat deras, pernah sambalbawang mengalami, dan ternyata Suz Nex aman tanpa masalah. Tetap menderu cuek, bahkan menyalip para bebek mesin yang susah payah berenang.

Melongok tangki BBM, ternyata Nex hanya sanggup terisi 2,75-3 liter. Namun ini dikompensasi dengan keiritan. Sambalbawang tidak mau membandingkan dengan barisan matik dari merek lain. Katanya sih, Nex paling irit dibanding teman-teman sekelas dan seangkatan. Namun satu liter pertamax yang diminum Suz Nex milik sambalbawang, dalam kondisi berboncengan, sepertinya melahap rute lebih dari 50 km. Itu aja cukup sebagai gambaran gimana konsumsi Suz Nex.
 
Beranjak ke urusan tampang dan kelengkapan, Suz Nex masuk (lagi) kategori cukup. Ruang di bawah jok, cukup untuk membawa satu potong mantel hujan ukuran dobel. Plus satu botol air ukuran kecil 300 ml. Bagasi bawah setang, dua buah, kanan-kiri. Cukup untuk nyimpen teh kotak plus ponsel, dan satunya lagi payung kecil.

Bagaimana dengan lampu? Ohohoho. Lampu “bego-nya” sudah menganut LED (eh bener ya), terang benderang seperti lampu Philips. Spion juga cukup akurat, dan pas posisinya, untuk mengabarkan suasana di belakang punggung. Tuas-tuas semisal sein dan lampu jauh-dekat cukup nyaman digapai pakai jempol.

Meloncat ke bagian panel, fitur komplet, minus pembaca RPM-tentu saja. Material plastik bening pelindungnya, nampak cukup sip. Dari sudut pandang pengendara, good looking. Setang bagian atas nampak kecil, simpel. Tidak terkesan mewah, namun juga tidak murahan. Teriakan klaksonnya juga cukup merdu, untuk ukuran klakson.

Mengelilingi bodi Nex, dari depan, samping, belakang, atas, semua nampak kompak. Sama-sama mungil. Desain knalpot yang kalem, menambah imej kalau matik spesies ini memang tidak neko-neko. Ban depan-belakang yang ukurannya 70/90 dan 80/90 memang imut, namun karena Suz Nex dilahirkan imut, ya cocik, lah.

Sapuan cat dan stiker, untunglah, tidak terkesan norak. Menyoal berat, Suz Nex hanya 87 kg, berat kosong tanpa isi bensin dan mantel. Ini matik paling ringan, bro sis. Juga matik paling kecil dan paling ramping. Mudah diangkat jika terjebak di parkiran padat. Ngeliat celah parkir dikit, Suz Nex bisa langsung disumpelin ke situ.

Dari sisi kemudahan, satu hal yang segera kita tahu adalah gampangnya "kasih turun" standar tengah. Enteng, semudah ganti sepatu. Tinggi jok yang dipatok 735 mm, dan ground clearance 130-135 mm, memang rada rendah. Namun karena suspensi Suz Nex tergolong tidak mudah ambles, maka masih aman-aman saja melibas poldur. Kalau dirasa poldur ketinggian, ya tinggal angkat pantat sat melewatinya.

Nah dengan setumpuk kelebihan Suz Nex, rasanya tidak adil kalau tidak membahas kelemahannya. Apa saja itu? Kita urutkan saja. 
 
Yang pertama, adalah kenyamanan boncenger. Kalau boncenger bertubuh mungil dengan tinggi badan kurang 160 cm dan beratnya kagak sampai 50 kg, Suz Nex masih enak disemplak. Tapi kalau boncenger tingginya udah di atas 165 cm dan (termasuk) endut, ini dia masalahnya. Sebab jok Nex mungil ukurannya. Berkendara 25 km saja, dan meski cuman melahap jalan aspal doang, kaki dan punggung boncenger akan pegal.

Kelemahan kedua, adalah hanya tersaji satu indikator lampu sein. Jadi, mau belok kanan, kek, atau belok kiri, nek, ya satu lampu itu aja yang nyala. Bisa gagal paham, dan lupa, lho. Juga bikin lumayan bingug. Ini mungkin sepele, tapi bagi sambalbawang yang terbiasa juga memakai motor tetangga sebelah, terasa menganggu. Heran juga mengapa Suz tidak ngasih lagi satu lampu indikator. Kan murah.

Kelemahan ketiga, matik ini jelas tidak cocok untuk bikers yang endut-nya di atas rata-rata. Memang, motor jelas masih bisa jalan. Namun apa ndak malah seperti beruang sirkus naik sepeda anak seperti film Madagaskar. Satu lagi, matik kurang berjiwa muda. Dengan mudah anak muda berpaling ke merek sebelah yang konsep matiknya futuristik-meruncing-bersudut tajam. Suz Nex kelewat kalem untuk matik yang lahir setelah tahun 2010.

Kelemahan keempat, sambalbawang yakin adalah promosi yang kurang dari pihak diler dan pabrikan. Nyaris tidak terdengar, bukan, promosinya. Padahal dengan setumpuk keasyikan yang ada, mulai dari power, suspensi, sampai suara mesin, Nex sebetulnya punya amunisi untuk bertarung sama tetangga sebelah yang berisik. Mbok coba Suz Nex dihidupkan lagi, disempurnakan-tapi tidak dibikin gambot-dan menggarap iklan dengan menggaet bintang terkenal, seperti Lionel Messi. Atau dik Citra Skolastika, atau dik Isyana Saraswati.

Kelemahan kelima adalah urusan melahap lubang. Ban ukuran kecil memang enteng bin asyik. Melibas jalan tanah hingga aspal, nikung cepet, masih anteng. Namun kena batunya ketika menghajar lubang yang gede. Ban kecil langsung terbenam cukup dalam, menimbulkan efek kejut yang bisa menganggu keseimbangan--termasuk hentakannya ke badan. Hiks. Satu-satunya yang melegakan, suspensi Suz Nex cukup meredam guncangan.  

Kelemahan keenam, adalah jaminan tersedianya sparepart. Ketika mendengar Suz Nex disuntik mati, maka Suz mengulang “kesalahan”. Gimana publik bisa ngefans kalau pabrikannya saja malah ndak pede dengan desain sendiri. Masa harus pemilik Suz yang njelasin asyiknya motor Suz. Orang Indonesia itu pengennya motor simpel, mudah suku cadang, harga bersahabat, servis mudah dan cepat.



Kelemahan ketujuh, adalah harga jual. Hebat kan, orang Indonesia. Mau beli motor saja sudah mikir harga jualnya. Tapi itulah Indonesia. Pabrikan sebelah butuh puluhan tahun untuk membangun imej “harga jual tinggi”, namun mereka mengimbangi dengan membangun tempat servis, promosi gencar, dan kemudahan suku cadang. Muaranya ya harga jual. Memang ada anggapan bahwa kalau beli Suzuki berarti untuk dipakai jangka panjang, bukan untuk dijual. Atau siap jual dengan harga banting. Itu benar, tapi masa musti mengamini pendapat tersebut sampai abad mendatang?

Kelemahan kedelapan, tampang Suz Nex tidak terlihat gahar. Ini hasil permenungan sambalbawang. Jadi, ada sedikit kesimpulan, orang zaman sekarang tidak mau desain yang kalem. Maunya cari yang gahar. Celakanya Suz Nex bertampang imut seperti gadis pujaan hati sambalbawang tatkala bersekolah di SMP deket rumah sakit Sardjito, Yogyakarta. Suz Nex ini, mau dipandang dari sudut mana saja, ya kalem. 

Nah sampailah pada kesimpulan. Nex adalah matik imut, yang sebetulnya cocok untuk para cewek imut atau cowok kalem yang tidak butuh motor sebagai wujud eksistensi. Motor ya alat transportasi, yang syaratnya handal dan tidak rewel-an. Ini matik paling murah, hanya Rp 13 jutaan (dua tahun lalu).. jadi paling bisa dijangkau isi kantong yang pas-pasan. Apalahi seken-nya, kayaknya bisa terpangkas harga 50 persen.

Kalau ingin punya matik yang tidak sering lihat mengaspal, ya Suz Nex ini bisa jadi jawaban. Kesampingkan saja kecemasan akan kabar keterbatasan suku cadang, dan kendarai saja Suz Nex-mu. Pelintir gas-nya, selap-selip-lah, ajak nikung-nikung dikit, dan jangan lupa cuci jika kotor bodinya.

Dua tahun memelihara Suz Nex warna merah, dengan km hampir menyentuh 6.000 km, sambalbawang tidak mendapat keluhan berarti. Cat bodi pun masih cukup mengkilat pertanda sapuan catnya cukup oke. Dibawa berpanas ria dan berhujan lala, tidak ada penurunan performa.


BACA JUGA  APA KABAR SUZUKI 
BACA JUGA  7 MOTOR BEBEK TERBAIK SEPANJANG MASA
BACA JUGA  MOTOR-MOTOR OKE YANG JEBLOK DI PASARAN
BACA JUGA  SUPRA GTR 150 BEBEK RASA SPORT
BACA JUGA  TENTANG HONDA (1) DARI PISPOT SAMPAI PITUNG
BACA JUGA  FORD LASER SONIC - BALADA FORDI (1)
BACA JUGA  BANYAK MOTOR SEDIKIT MEREK - SEDIKIT MOBIL BANYAK MEREK
BACA JUGA  NASIBMU SUZUKI
BACA JUGA  MOTOR APA YANG PALING NYAMAN ?
BACA JUGA  LEBIH BAIK NAIK VESPA
BACA JUGA  LILAC, SEPENGGAL CERITA TENTANG PASSION BERMUSIK

10 komentar:

  1. Balasan
    1. hehe, tiap motor ya ada aja kelemahan. nex misal, dari pandangan mata aja, jok sempit. boncengan, haduh, kasian di belakang. apa boleh buat. tp utk sendiri, wuih, simple nih matik. enteng, bertenaga, suspensi mayan

      Hapus
  2. Pengen banget punya, sekarang bensin mahal

    BalasHapus
    Balasan
    1. tekadkan bung. tp sekarang nex1 udah gak mejeng di diler. nex yang next aja. tp coba test drive dl, utk memantapkan

      Hapus
  3. Makasih kang infonya... Mana gambar nex nya?

    BalasHapus
  4. Mas Adi udah tes drive nex 2 blm... Wuih ajib bener dah

    BalasHapus
    Balasan
    1. beloom. gmana, belum sempat nemu kawan yang punya untuk pinjem bentar, or test drive. gmn nex3, mayan banget ya dibanding next lairan awal?

      Hapus
  5. Trima kasih infonya utk suznex...sebenarna irit mana ya antara suznex karbu dan susnex injeksi mohon pencerahan...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Belum pernah bandingkan.. Tp mesmtinya irit yg injeksi.. Selama 8 th punya nex injeksi, nih motor mmg irit bener. Btw maaf br bales... Makasiiih

      Hapus