Selasa, 22 Maret 2016

FORD LASER SONIC - BALADA FORDI (1)

Akhir Januari lalu, Ford Motor Indonesia (FMI) bikin pengumuman yang mengagetkan. Agen Pemegang Merek mobil Ford ini akan menghentikan kegiatan bisnisnya, tahun ini. Waduh, gimana dong, urusan servis rutin berikut ketersediaan suku cadangnya?

Sebagai salah satu pengguna mobil Ford yang sudah 6 tahun memelihara, otomatis saya ikut mengernyitkan dahi. Hanya saja, istri buru-buru menimpali,"Lha, kamu kan servisnya di bengkel Pak *****. Yang penting kan dia masih bisa menangani mobil tua itu,"

 Oh iya, baru inget, mobil saya memang sudah uzur. Sedan tua bangkotan yang sebentar lagi berulang tahun ke-25.Dan terakhir kali masuk bengkel resmi (beres) Ford tahun 2011, langsung mendapat predikat mobil Ford terlawas yang diservis ke beres.

Membaca komentar-komentar orang yang mengeluhkan pelayanan Ford, sepertinya ada beberapa yang cukup senada dengan saya. Tetapi tak usahlah saya menambahi dengan cerita saya. Cukup satu cerita yang saya alami setahun lalu.

Sederhananya gini, ada suku cadang tertentu yang saya butuh. Maka telponlah saya ke pihak beres. Mungkin 2-3 kali saya telpon. Dijawab oke nanti dikabarin, dan sampai sekarang tidak ada kabar yang mampir. SMS sebiji pun, tidak singgah ke hape.

Benar, benar, ketika banyak orang bilang mobil Ford nyaman dikendarai. Setidaknya sedan bangkotan saya yang belum power steering, apalagi power window, ini, sudah membuktikannya selama 15 tahun terakhir.

Lho kok 15 tahun, katanya tadi 6 tahun? Iya, yang 6 tahun itu saya miliki. Sisanya masih atas nama kakak. Jadi, selama sedan bangkotan ini saya pegang, bisa dibilang performanya lumayan. Lumayan untuk ukuran sedan lawas...

Irit pertamax/pertalite, senyap di kabin, handling cukup oke, rem sip, Posisi mengemudi asyik. Mungkin karena jenis satu ini juga ikut dipasarkan di negara lain, jadi orang tinggi-besar, masih bisa duduk manis di kabin. Mesin, eksterior interior masih 90 persen asli.

Sedan bangkotan ini baru terasa menjengkelkan tatkala butuh pergantian sparepart. Karbu ori misalnya, di salah satu toko onderdil, dibanderol Rp 3,1-Rp 3,3 juta. Saat rumah kopling-atau apa namanya gitu-bermasalah, musti pakai onderdil Ranger. Nangis, kan, jadinya.

"Karbu merek lain, banyak yang tidak cocok. Karbu Mazda 323 udah tidak nemu. Tapi ada yang cocok, karbu ******," gitu kata mekanik bengkel langganan, setelah beberapa hari saya minta keliling mencari karbu agar sedan bangkotan ini tidak dangdutan-mulu RPM-nya.

Lha trus, kalau melihat kondisi, gimana kalau sedan bangkotan saya ini butuh sprepart anu tahun depan? "Ganti dosin, lah," ujar seorang kawan. Ide menarik. Hanya saja, mantengin brosur mobil-mobil keluaran baru, kok ndak tertarik. Bentuknya aneh.
 

"Harganya mahal, ya," seloroh bini. "Tapi uang mukanya cukup miring, nih," sanggah saya. "Trus cicilannya?" istri tanya balik. "Ya bisa, lah, setidaknya bisa mencicil sampai setahun," sahutku. "Habis itu?" serang istri. "Embuh," jawab saya.

"Kalau beli mobil, uang kita tidak cukup untuk beli benges untukmu, Bun?" kataku menutup percakapan. Pedal gas kupancal dalam, Fordi, sedan bangkotanku, melesat kencang tanpa protes, membelah jalanan Kota Balikpapan.

Nih Fordi saya ajak piknik ke Pantai Tanah Merah, Kutai Kartanegara. NB yg di foto itu bukan saya, tapi istri yang sering jadi sopir oplosan antarkota...


BACA JUGA ARTIKEL LAIN :

SONIC LASER-BALADA FORDI (2)
ZUNDAPP LAMRETTA JAWA CB200 NONGOL DI PAMERAN MACI BALIKPAPAN
SUZUKI NEX LINCAH IRIT LINCAH MANTAP 

7 MOTOR BEBEK TERBAIK SEPANJANG MASA 

TENTANG HONDA (3) INILAH STAR'S FAMILY 

AKU DI BELAKANGMU, TIGER WONG
LILAC SEPENGGAL CERITA TENTANG PASSION BERMUSIK

MOTOR-MOTOR OKE YANG JEBLOK DI PASARAN 
GATOTKACA TAK HANYA OTOT KAWAT BALUNG WESI

TEH NASGITEL-PET 

KOLEKSI BUKU DAN MAJALAH PERANG DUNIA II YANG TERUS BERTAMBAH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar