Jumat, 18 Maret 2016

APA KABAR SUZUKI ?



Apa kabar Suzuki? Saya penggemar beratmu, lho. Buktinya ada Nex, nih di dalam garasi. Di tengah gempuran pabrikan sebelah yang masif, saya tetap memilihmu. lho. Tanpa kamu membujuk, saya yang berangkat sendiri ke diler, dua tahun lalu.

Cuman, ngomong-ngomong, saya kaget, tatkala mendengar kabar bahwa Nex bakal disuntik mati, menyusul kakaknya, Spin, yang duluan ditidurkan. Aduh, kenapa? Nex kan motor kenceng-irit-handal, tapi mengapa malah dipensiun dini? Ada apa?

Larimu bakal semakin berat, Suz... (saya panggil Suz saja ya, biar kesannya mesra) dibelantara otomotif negeri ini... Sekarang pun, tiga pabrikan mengepungmu. Kamu hanya punya andalan Satria di kelas ayam jago, yang sudah 10-an tahun dipoles sedemikian rupa. Kokok ayam jago-mu, pun, kini tersaingi ayam tetangga. 

Memang ayam, eh Satria-mu tetap keren, tapi sadarkah kau kalau ayam sebelah semakin galak? Ayam-mu mungkin jagoan bertempur sendiri. Namun ini pertempuran massal, bung, eh, Suz.. Sampeyan butuh teman. Ibarat, Satria itu pesawat pengebom, ujung-ujungnya kan butuh pula dukungan pasukan infanteri.



Minggu lalu saya sengaja dolan sejenak ke salah satu dilermu, di Balikpapan, lho. Tapi saya heran, mengapa hanya terpampang sebiji Address, beberapa Satria-termasuk yang karbu-dan Burgman. Kemana para bebekmu, juga Nex's family, serta Lets yang menjadi wakil satu-satunya dari jalur matik retro? Mbak Sales cuma bisa menggeleng.

Saya dan mbak Sales lalu sejenak mengobrol, diselingi canda-tawa. Ujung tombak-mu di lapangan ini, semangat menjajakan daganganmu. Meski rada kurang paham sepak-terjangmu dulu di era 1980-an, hingga era 2000-an. Maklum, masih muda. Jadi, saya yang sudah menjelang tua ini, sejenak bercerita tentang masa jayamu dulu. Dia antusias menyimak.

Jadi gini, Suz ..ingkatkah kamu pada A100, RC100 Bravo, Crystal, Shogun R, Tornado, RGR 150, hingga  Smash? Itu beberapa hasil karyamu yang mendapat tempat di hati masyarakat Indonesia. Swear demi Barcelona vs Real Madrid, dah. Jika kamu agak lupa, mari sejenak saya ingatkan.

A100-mu yang mengusung mesin 2 tak, mengawali masuknya kamu di belantara motor laki tanah air, tahun 1973, bersamaan dengan bebek FR70 mu. Bebekmu yang ini, sayangnya, tidak terlalu ngetren, tapi A100-mu sukses, lho. Sempat dalam durasi cukup lama, bapak-bapak polisi dan karyawan PT Pos Indonesia, mendaulat A100 sebagai motor dinas. Btw, saya sempat lho menjajal A100, dan cukup puas.

Lalu kamu mengusung keluarga RC, dengan lini masterpiece-nya adalah RC Bravo, yang di era 90-an kamu bikin-sebagai penyempurnaan paling ciamik dari keluarga RC-menarik perhatian. Kesampingkan borosnya BBM yang ditenggak, performa Bravo memang jempolan. Saya pernah menjajal satu Bravo milik saudara yang baru beberapa bulan dibeli. Tembus 100 km per jam sesuai pembacaan spedometer, dalam posisi gas belum maksimal dibejek.

Crystal, yang kamu keluarin tahun 1990, cukup menganggu pabrikan sebelah yang tengah masa jaya menggeber bebek dua tak-nya. Kakak membeli Crystal sebagai motor pertamanya, dan saya ikut kebagian merawat. Tentu juga mengendarainya.  Crysta desainnya keren, ramping, dan larinya ngibrit. Kelemahan Crystal-mu itu hanya pada konsumsi BBM, spion yang terlalu kotak, dan knalpot yang masih bertipe cerutu (yang akhirnya sukses kamu revisi). Crystal sukses menuntaskan era kedigdayaan Bravo.

Tornado-mu yang dua tak juga cukup oke. Meski belakangan, seiring meredupnya era dua tak, spesies satu ini lebih sering dijadikan doorprise acara jalan sehat, sepeda gembira, atau pentas-pentas. Dan swear, Tornado-mu itu asyik. Meski secara desain, agak lebih oke Cystal dikit. Penulis pernah menggeber Tornado milik kawan, untuk lintas kota. Anteng.

Selanjutnya Shogun R, itu juga masterpiece-mu, Suzuki. Ingatkah kamu ketika anak-anak muda ngefans berat dengan Shogun R? Dan tahukah kamu, bahwa saya punya sejumlah teman yang sengaja memilih Shogun R sebagai motor pertamanya? Bahkan ada yang sampai sekarang tetap dipelihara. Kalau boleh saya bilang, Shogun R adalah desain bebek Suz yang terkeren.

Balik ke era 90, masih ingat kan, kamu mengenalkan RGR 150, motor sport berkubikasi 150 CC yang desainnya bikin ngiler. Termasuk saya, bahkan pernah ngiler beneran. Merasakan dasyatnya RGR 150-mu, yang bahkan belum menganut pendinginan radiator. Hebat, deh, kamu, Suzuki. RGR 150-mu itu, jawara.

Setelah ada aturan pemerintah soal pembatasan emisi gas buang, mungkin tahun 1997-an, kamu sedikit limbung. Maklum jualan andalan dua tak, dan era mulai bergeser ke empat tak, yang sudah hampir 30 tahun disegel olah pabrikan sayap mengepak. Namun Shogun R-mu bisa menjawab. Bahkan juga para Smash edisi awalmu.

Smash-mu ini agak unik. Berperang melawan motor-motor “low entry”, mau tidak mau kamu menelurkan Smash, tahun 2003. Kakak penulis punya Smash, yang kemudian sempat menjadi motor tunggangan penulis saat bertugas di Klaten, Jawa Tengah. Untuk ukuran motor yang gitu, Smash yang paling unggul. Terlepas dari beberapa kekurangan, Smash punya pelintiran gas yang responsif, bertenaga, dan bunyi mesin yang khas.

Tapi setelah era Smash awal, dan kamu melanjutkan dengan Smash era baru, lalu Shogun lagi yang CC-nya lebih besar, kamu mulai kalah berlari, Suz.. Spin, matik pertama yang kamu bikin, hanya bertahan seumur jagung. Diganti Nex karbu, lalu sedetik kemudian dikoreksi Nex injeksi. Dari segmen skutik retro, Lets pun tak berkutik. Padalah matikmu tidak buruk.

Nex-mu, saya tahu, beneran keren. Setidaknya dari sisi mesin, performa, serta handling, cukup oke. Kemarin saya barusan ngajak Nex naik-naik ke puncak bukit (di Balikpapan tidak ada gunung).  Nex tidak protes, padahal saya boncengan sama bini. Pernah ke Balikpapan, kan? Sekitar 75 persen daerahnya perbukitan, lho, Suz.


Dua tahun memelihara Nex, dan sudah menempuh hampir 6.000 km, tidak ada keluhan. Tidak ada penurunan performa, selain bekas stiker di panel spedo yang susah dihapus. Oh iya, Suz Nex ini dibekali kunci stang biasa. Tidak rela kalau raib, sambalbawang ganti dengan kunci bermagnet punya varian Suz lain.

Balik lagi ke dagangan, kok sekarang jualanmu cuma Satria, Suz? Mengamati satu demi satu bebek, matik, dan sport bikinanmu, rasa-rasanya susah mengejar kompetitor. Satu demi satu pula, bebek, matik, kamu suntik mati. Padahal after sales-mu saja, masih banyak dikeluhkan. “Trus gimana nasib Nex saya lima tahun mendatang, jika musti ganti spare part ini dan itu?”

Saya duga, Suz terlalu terbawa arus, terutama arusnya pabrikan sebelah. Padahal kamu punya karakter. Yang mesti dilakukan adalah, kamu mendengarkan suara pelangganmu, termasuk saya yang adalah fans. Buatlah motor sesuai selera orang Indonesia. Jika perlu lahirkan kembali produk andalanmu dulu.

Bikin lagi RGR 150 versi baru yang segar. Bikin dengan mesin empat tak, ditambahi radiator, ban tubless, dan keluarkan dua versi, naked dan fairing.  Bikin agak rampingan di sisi tanki, jok, dan buritan, seperti sport genk ijo. Panel dibikin digital ful, rem cakram depan dan belakang. Comot konsep RGR 150, dan ubah sedikit saja. Pasti laris, deh.

Atau bikin lagi motor bebek yang rada plek dengan Shogun R. Rem belakang yang masih teromol, buang. Kapasitas mesin 110, dongkrak hingga 125 atau 135 CC. Lampu ganti LED, bagasi sedikit diperbesar. Atau dibikin modelnya menganut Smash. Mungkin Smash versi “ningrat” yang hanya bisa meminum pertamax atau pertalite.

Untuk matik, coba Nex disulam lagi, ya Suz.. Tetap dibikin imut seperti asalnya, tapi ditambah beberapa detail seperti kunci bermagnet, ban yang lebih gede, tanki sedikit lebih lapang, dan kapasitas CC ditambah dikit biar genap 113 CC. Suspensi yang sudah cukup empuk, dibikin yang lebih cakep lagi. Panelnya digital. Jangan lupa, pertahankan kualitas finishing dan pengecatan bodi yang sudah diakui para fans.

Setidaknya itu dulu saja. Jika bisa dilakukan, publik akan kembali menoleh padamu. Ah, seandainya 
petinggi Suz di Jepang sana, membaca keinginan para fans termasuk saya ini, mungkin akan lain ceritanya, ya. Seandainya, dan seandainya. Yang sudah biarlah berlalu.

Hal yang penting kan masa depan, toh. Saat krismon, Suz bisa bertahan dan beralih menelurkan bebek empat tak mumpuni. Masa sekarang kagak bisa. Ayo Suz bikin lah motor yang sesuai selera orang Indonesia: motor yang good looking, handal, berkualitas, irit, dan oke aftersales-nya.


Baca juga:  

MOTOR-MOTOR OKE YANG JEBLOK DI PASARAN
ZUNDAPP LAMBRETTA JAWA CB200 NONGOL DI PAMERAN MACI BALIKPAPAN
7 MOTOR BEBEK TERBAIK SEPANJANG MASA
SUZUKI NEX LINCAH DAN IRIT
FORD LASER SONIC - BALADA FORDI 1
NASIBMU SUZUKI
SUPRA GTR 150 SI BEBEK RASA SPORT

6 komentar:

  1. Saya juga penggemar berat suz
    Pengennya dimasa mendatang saya ingin mengendarai motor" 2 tak kebanggan suzuki di era 90an
    Semoga keinginan saya terwujud
    Aaminn..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aminnn... Smoga msh satu waktu keluarkan varian dua tak lagi

      Hapus
  2. Dulu bapak punya suzuki crystal
    Ketika itu usia saya masih kurang dari 10 tahun
    yang paling saya ingat asapnya polll
    Kayak fogging
    Ingin rasanya mengendarai motor itu kelak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyap. Crystal mmg se DNA sama suz bravo... Keluarga motor berasal fogging.. Tp soal akselerasi, siip.. Tapi ttp seneng bravo

      Hapus
  3. Alhamdulillah d garasi ada 3 suzuki
    Rc 80 sy beli bulan February 2021 akhir.,ternoda sy beli bulan juni 2020 dan crystal bulan ini maret 2021 insallah klo ad rejeki mau ambil lagi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wuiiih. Mantep.. Ada tiga makhluk suzuki di rumah... Ayo diulas, ke blog atau yutub

      Hapus