Rabu, 07 Desember 2016

NASIBMU SUZUKI


Sebulan lalu, sambalbawang membawa Suzi Nex kesayangan untuk berobat. Aktivitas rutin. Melakoni servis ringan sembari ganti oli, seturut petunjuk manual book. Cek kiri-kanan, atas-bawah, depan-belakang. Meskipun sebenarnya ya enggak terlalu turun performa. Tapi servis terakhir, enam bulan lalu. Saatnya menengok diler.

Meluncurlah Suzi Nex ke salah satu diler Suzuki yan ada di Kota Minyak ini. Diler tempat kuda besi berjenis matik ini dipinang tiga tahun silam. Ee, tapi.. lhaaaa, badaaaalah, dilernya motor mana, kok berganti busana menjadi diler mobil. Nggak salah ni? Apa gerangan? Tengok sana tengok sini, mencari jawaban..



"Kalau servis motor, sekarang sudah pindah," kata salah satu karyawan diler ini, yang segera nongol menghampiri. Ah, salah satu kecemasan para pemerhati otomotif yang mengemuka 4-5 tahun lalu, akhirnya menimpa Balikpapan. Satu demi satu diler Suzuki tutup, lantaran tidak sanggup bersaing. Jualan terbatas, menjualnya pun terengah.

Sesampainya di diler tempat servis, ketemu salah satu kawan. Sembari menunggu motor selesai diutak-atik, kami mengobrol. Sembari memandang ruang pamer diler yang hanya berisikan tiga jenis Suzi, yakni Satria, Address, dan Burgman.

Ketiganya wakil tunggal keluarga Suzi aliran ayago, matik, dan matik gede. Cuma itu, tidak lebih tidak kurang. Terus mana itu Hayate, Nex, Axelo, dan Lets, Oiya hampir lupa, mereka sudah diselesaikan masa edarnya, sebelum sempat mencicipi kejayaan.

What's wrong, Suzuki. Kamu dulu enggak begini. Dua dekade lalu, meski kamu nggak bisa menggoyang si dia yang berinisial H, kamu masih nomor dua di bawah pabrikan sebelah berinisial Y. Tapi semakin ke sini kok semakin begini.

Ketika matik mulai menggeliat, saling selip terjadi dan kamu hanya jadi penonton. Memasukkan Spin, sudah terlambat untuk masuk lintasan. Masih kurang, bikin Nex dan Lets, tapi seperti tak ada greget dalam promosi. Dilibas habis sama sebelah.

Di segmen bebek, Suz hanya bisa memandang dua seteru berseteru semakin seru. Pabrikan sebelah nelurin varian lebih cepet dari kecepatan cahaya, Suz masih tenang-tenang saja. Tahun ini Sonic keluar dengan gagah, Suz yang hanya mengandalkan Satria, jelas terancam.

"Siapa yang mau pakai Burgman?" kata salah satu kawan. Sambalbawang mengamini. Suz, kamu perlu gerak cepat. Tapi kok terkesan nggak mau, atau malu-malu, padahal penggemarmu (termasuk sambalbawang) menunggu kuda besimu.

Banyak yang bilang, Suzi jadi gini karena para petingginya tidak mengadopsi keinginan publik Tanah Air akan roda dua. Sambalbawang nggak paham tentang ini, Tapi rasa-rasanya ada benarnya juga. Orang sini beli motor kan liat tampang duluan.

Ini seperti menentukan mana gadis yang akan ditarget. Tampang yang asik, tjakep, tentu jadi nomor satu diburu. Suz memang punya kualitas, baik mesin maupun nonmesin, dan itu sudah terbukti berpuluh tahun. Tapi kualitas saja tidak cukup.

Orang sini butuh motor yang punya tampang agar bisa dipamerin. Entah dipamerin sama teman-teman, atau kepuasan ala sambalbawang yang cukup senang mantengin motor di waktu sore hari sembari minum teh dan menyantap mendoan.

Sudah, lah, Suz, Telusuri motor-motor kompetitor, jaring masukan dan kritik dari para penggemar setiamu. Saya boleh, lah, kamu jadikan narasumber. Dengan senang hati. Sebab, nggak kuat hati ini liat Suz jadi kayak gini..


baca juga : 

SUZUKI NEX IRIT LINCAH MANTAP KALEM
APA KABAR SUZUKI ?
MOTOR APA YANG PALING NYAMAN ?
SUPRA GTR 150 SI BEBEK RASA SPORT
7 MOTOR BEBEK TERBAIK SEPANJANG MASA
TENTANG HONDA (1) DARI PISPOT SAMPAI PITUNG
FORD LASER SONIC - BALADA FORDI (1)

3 komentar:

  1. Selamat mas SB sekarang Suz udh mau denger keluhan nya dgn hadir nya GSX dan Nex II

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aa,, syukurlah.. suz memang perlu banyak mendengar curhat para penggemarnya (yg masih mempercayai kualitas mesin Suz)

      Hapus
  2. Wah.. Jd penasaran gmn performa nex 2

    BalasHapus