Sabtu, 28 September 2013

VEGETARIAN ITU EKSTREM ? AH MASA IYA SIH, AH YANG BENER AJA

      "Wah, kamu termasuk vegetarian yang ekstrem ya," begitu komentar banyak orang terhadap saya. Kalau dijumlah, yang bilang begitu ke saya, sudah puluhan orang. Tentu, sah-sah saja pendapat orang.
      Cuma, saya heran ketika komentar itu dialamatkan ke saya. Orang lain heran, saya juga berhak heran, bukan? Bukannya saya mempertanyakan untuk mengajak debat kusir, tapi mengajak melihat dari sisi yang logis.
     Baiklah, karena saya memang penyantap sayuran, bisa disebut vegetarian yang ekstrem. Kesannya kok ngeri. Namun bagaimana dengan para penyantap satwa darat dan satwa air? Mereka kan juga bisa disebut "karnivora ekstrem" ? Mm, atau perokok berat, wajar jika dikategorikan "perokok ekstrem" ?
     Menurut saya, menjadi vegetarian itu tidak ekstrem. Malah kembali ke konsep alam, back to nature. Lha wong semakin sayang binatang kok dikatakan semakin ekstrem. Betul, kan? 
     Saya jadi teringat kicauan seseorang beberapa hari lalu, saat siang hari yang terik dan menuju acara makan siang.  "Wah kamu vegetarian ya. Itu tuh, ada daun, makan saja, hahaha," guraunya.
    Sebenarnya saya hendak membalas berkicau ke dia. Tapi sayangnya, siang itu kok tidak ada ayam broiler, sapi, atau kambing yang melintas, agar saya bisa berkata "Wah kamu karnivora? Itu tuh ada ayam broiler, sapi, dan kambing. Makan tuh (mentah-mentah)," ....
     Tetapi tenang saja, saya tidak akan seperti itu kok dalam konsep serius. Bagi saya, candaan yang gitu tidaklah penting. Gimana ya, tapi maaf saja, "level" saya dalam menjalani pola makan vegetarian ini, bukan untuk mengurusi pendapat orang. 
    Level saya sudah bisa merasakan enaknya sayuran. Saya bisa merasakan enaknya sawi hijau, pete, kangkung, oseng-oseng godhong telo, tempe goreng, sambal, es degan, es jeruk, es teh.  Demikian juga saya menyukai lodeh, plus tempe bacem, sambal tomat, dan kerupuk. Bisa geleng-geleng kepala, deh. Apalagi dilengkapi keroto dan irisan pete. Benar-benar enak bukan?
     Habis, itu terus menyeruput wedang teh yang nasgitel (panas-legi-kenthel)... Atau secangkir kopi? Atau segelas jus sirsak, atau teh botol? Enak, bukan?  Kalau Anda setuju, berarti tidak ada vegetarian ekstrem di bumi ini.  Nanti kalau saya sudah tidak vegetarian, misalnya, gimana coba.

 BACA JUGA :
PETE YANG MENGHARUKAN

1 komentar: