Jumat, 13 September 2013

SUSAH BENER BIKIN PUISI

      Suatu malam, seusai menyelesaikan kerjaan, saya membuka laptop. Di temani secangkir kopi, saya coba mewujudkan tekad, yakni membuat puisi.Beberapa puluh menit berlalu, tak ada kata tercetak di layar 10 inchi ini. Duuuh, susah beneeer.
    Satu, dua, tiga kata terketik, satu kalimat tercetak, langsung otomatis tangan menyentuh tombol "del".. Kurang pas, lah. Kurang sip, lah. Kurang ritmis, lah. Terlalu lebay,lah. Pokoknya, ndak jadi kalimat.
     Laptop saya tutup. Kepala digaruk-garuk. Apa sebab? Perasaan, dulu saya termasuk "puisi maker" sejak SMP sampai SMA. Bisa dicek kok kebenaran ini, hahaha. Tapi sekarang? Haduh. 
    Seiring waktu, kemampuan bikin puisi, semakin hilang. "Nol puthul", begitu kata orang untuk menggambarkan sesuatu yang benar-benar nol. Padahal dulu, karya puisi saya pernah nongol beberapa kali di surat kabar.
   Kenapa ya? Apa karena dulu adalah zaman susah, maka puisi lebih gampang tersusun? Apa karena dulu kisah cinta saya nan pahit, maka puisi lebih mudah berkobar? Atau karena dulu masih labil jiwa?
     Seorang teman, beberapa waktu lalu, sempat "menantang" saya kembali membikin puisi....Saya bilang, ayoook. Tapi aduuh, susah bener mbikin puisi... Buktinya, malam ini sudah bertekad bikin. Tapi malah nulis di blog.


BACA JUGA ARTIKEL LAIN :

PELUKAN (CERPEN)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar