Rabu, 21 Agustus 2013

TERINGAT SI BIRU

     Suatu waktu, dalam rentang waktu sekian tahun, "si biru" menjadi penghuni rumah. Bukan manusia, tetapi motor bebek berwarna biru, berkapasitas mesin hanya 75 cc, dan bermerek Yamaha. Sepuhnya setara Honda pitung, lah.. 



Nah, si biru ini lahir tahun 1976, dengan nama resmi seri "V75". Berstatus sebagai motor pinjaman dari budhe yang tinggal di Klaten, Jawa Tengah. Si Biru menemani sambalbawang sejak duduk di bangku SD sampai lulus kuliah. 

     Motor ini pertama kali sambalbawang bawa ke sekolah saat kelas 2 SMA. Pas di hari pertama pasca SIM C didapat. Tertib amat ya, bawa motor ke sekolah saja mesti wajib mengantongi SIM, ahaha. Masih terbayang waktu itu senangnya. Saat itu ibarat hari bersejarah, lah.

       Saat itu, si biru sebenarnya terbilang motor uzur. Bahkan, masih kalah jauh ngetopnya ketimbang si pitung motor Honda. Apalagi jika disandingkan Honda Astrea Star, atau Astrea Grand yang saat itu lagi ngetop, karena desainnya keren. 

      Sudah gitu,  mesin si biru yang dua tak jelas kalah pamor dibandingkan sesama bebek. Ribet karena selain menuang bensin, juga menyertakan oli samping. Intinya, Yamaha V75 ini enggak banget, deh.  Di parkiran motor sekolah, si Biru hanya kalah lawas oleh satu motor lainnya, Vespa. 

      Namun entah bagaimana, sambalbawang sama Si Biru semacam punya telepati. Doi cukup kooperatif. Juga enggak rewel ketika sambalbawang bikin eksperimen semacam bedah blok silinder. Maklum, seiring hasrat ingin jadi montir amatir, yang menggelora. Jauh dari bengkel, sih.


        Untuk urusan servis ringan, si Biru sering ditangani sendiri. Walau ya hanya sebatas bongkar karburator, dan membersihkan busi. Sesekali membersihkan jerohan dapur pacunya memakai amplas halus. Tak ketinggalan menyetel platina. Pokoknya, asal mesin bunyi, beres. Sebisanya, secepatnya.


     Syukurlah, bebek ini tidak protes ditangani oleh mekanik amatiran. Anteng-anteng aja diutak-atik. Si wek-wek juga cukup tangguh. Pabila 
kehujanan, sederas apapun, doi nggak pernah macet. Paling raungan mesinnya mbrebet-mbrebet dikit, karena masuk angin. 
       
       Seingat sambalbawang, Si Biru hanya dua kali bannya bocor di rentang waktu sambalbawang pelihara. Kagak bikin repot, lah. Saking jarangnya, sambalbawang pun masih inget menambalkannya di bengkel mana.

       Memang, tentu ada saat si biru "berulah", meski sampai sambalbawang lebih suka menyebutnya sebagai anugerah ketimbang musibah. Kejadiannya saat bergegas alias otw menuju lokasi ujian masuk sebuah perguruan tinggi negeri (UMPTN) di Jogja tahun 1997.

      Ceritanya begini. Tak ingin telat, maka pagi-pagi, sambalbawang sudah nyemplak Si Biru. Bergegas cabut menuju lokasi ujian. Tetapi.... badalah..., sesampainya di Jalan Godean, tarikan gas motuba (motor tuabangka) ini, enggak balik-balik. Blaik !!

Motor pun berlari kencang tanpa kontrol. 

       Pijakan rem--yang kurang pakem--tidak terlalu membantu. Barangkali ini dampak ban vulkanisiran, maklum enggak kuat beli ban baru. Pindah ke posisi gigi lebih rendah, blas tidak bisa. 

       Keringat mulai menetes. Jantung berdetak kencangGrip gas tetap tidak mau bergerak kala dipelintir ke bawah. Waduh, what can I do? Doa dan "mantra" juga sudah terapal tak henti.


       Untunglah kondisi lalu lintas masih cukup sepi. Sejauh satu km situasi horor mencekam jiwa. Syukurlah, raungan mesin mereda, dan entakan rem bisa melambatkan dan perlahan menghentikan laju roda. Kunci kontak langsung dicabut paksa meski kaki jadi terjengkang.


        Meninggalkan motor dan naik bis, atau memerbaiki? Beberapa menit sambawang gamang dengan dua opsi itu. Takut motor dicuri, menari-nari di kepala. Akhirnya diputuskan mencari apa akar masalahnya. 


        Biasanya, ada kendala dengan raungan mesin, berkaitan dengan karburator atau kawat kabel gas. Baiklah, bongkar. Tapi tidak ada sesuatu yang aneh. Tak terasa sudah 30-an menit sambalbawang berhenti.

       Bayangan batal mengikuti UMPTN karena tidak bisa ke lokasi ujian, langsung memenuhi benak. Untunglah, setelah karbu ditempelkan lagi ke leher blok mesin, dan tuas starter kaki dipancal, mesin menyala. 

        Leganya. Namun tak urung, waswas juga karena tangan telanjur belepotan hitam bekas oli-bensin. Mana enggak bawa tisu, hanya kain lap yang juga kotor. Toko-toko pun belum terlihat buka. 

       Tak mau mengambil resiko, sambalbawang langsung cabut menuju lokasi ujian.  Berharap menemukan sabun di toilet kampus. Beberapa toilet nihil sabun, tapi untunglah akhirnya menemukan.
      
      Namun karena tangan yang mungkin terlampau belepotan oli, sepertinya bekas "mbengkel" tidak kunjung hilang. Cuma, herannya, sambalbawang tidak merasa panik. Justru sebaliknya, malah mendadak pede.

       Sampai akhirnya, beberapa minggu kemudian, terpampang nama sambalbawang di koran. Pertanda lolos UMPTN. Cerita berlanjut sampai kuliah, karena masih ditemani si Biru.


      Hingga akhirnya setelah lulus, doi harus dipulangkan. Haduh sedihnya. Masih teringat ketika terakhir mengendarainya, keliling kompleks perumahan. Setelahnya, tidak pernah lagi melihat si Biru. 
       
       Sekarang Si Biru sudah digantikan motor bebek. Cukup tendang dikit kick starter-nya, mesin langsung menyala tanpa keberatan. Tinggal pelintir grip gas, si bebek modern sudah bisa lari terbirit-birit. 

      Era membongkar karburator, selesai. Era menggosok ujung busi menggunakan amplas, tamat. Era setel platina, usai. Tak pernah lagi mencopot knalpot, dan membersihkan dalemannya. 


       Tetapi, sungguh, t
ersimpan kerinduan akan segala keribetan mengurusi si Biru. Sesekali masih ingin menghabiskan waktu beberapa jam untuk ndeprok . Membersihkan dapur pacu, menuang air aki, oli samping, "membedah" knalpot, dan membongkar batok lampunya yang bulat.

     Tetep ingin mengobati rasa rindu dengan kembali menghadirkan Si Biru ke rumah.  Walau bukan Si Biru yang dulu.... Kapan, ya..  


Ini dia si-biru itu.... ini foto tahun 2000... sambalbawang masih kuyus.. ehehe




BACA JUGA ARTIKEL LAINNYA :
CHINMI JAGOAN KUNGFU DARI KUIL DAIRIN 
"MAMA" by PAULINA, PROYEK LAGU PERTAMA
BASA WALIKAN
MAMMA MIA ! HERE WE GO AGAIN, ABBA AGAIN
LILAC, SEPENGGAL CERITA TENTANG PASSION BERMUSIK
THE AQUARIAN ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar