Kalau terpaksa keluar ya hanya ke beberapa tempat dan itu dirasa penting. Lho keluar rumah juga? Ha, iya. Lha, butuh ke SPBU karena kendaraan pas habis bensinnya. Pakan ikan juga pas lagi habis. Belum ke laundri karena kualitas air keran pas keruh kecoklatan. Juga mesti ke minimarket untuk beli macam-macam seperti mi instan, camilan, tisu, hingga kopi.
Belum lagi 2-3 kali harus menuju pasar untuk beli sayur, tahu, telur,
sampai jahe. Melambai juga ke paklek sayur keliling pas kehabisan cabai, yang
berarti keluar rumah jua meski sejengkal langkah. Masih ditambah sejenak haha-hihi
sama tetangga.
Tapi intinya, aktivitas itu semua berlangsung dalam tempo
sesingkat-singkatnya. Enggak seperti sebelumnya--dua pekan lalu--ketika masih bisa "lenggang kangkung" alias nyantai. Sekarang, kok jadi seperti balapan. Belanja ke minimarket, segera comot barang
dan bergegas ke kasir. Motor langsung distarter dan pelintir gas. Pernah hampir terlewat ketika
disapa seorang teman.
Buseeet. Ritme hidup jadi ngebut gini saat di luar rumah.
Begitu pulang, sampai rumah, otomatis menuju botol hand sanitizer di atas meja
kamar tamu. Semprot tangan agar psikis merasa cukup "aman" karena bakteri dan teman-temannya--apa pun makhluk tak kasat mata--di telapak tangan ini, pasti ko'it.
Mensterilkan area tangan berlanjut ke wastafel untuk cuci tangan pakai sabun. Setelah selesai, masih ditambah cuci kaki. Sebelumnya, jaket dan celana panjang juga langsung “dikarantina”, taruh di sudut ruangan. Mendadak juga tidak terlalu sembrono lagi, enggak main lempar baju.
Keseharian jadi agak lebih "higienis". Tapi beneran merindukan masa-masa ketika begitu masuk rumah langsung "terbang" menuju kasur atau ndlosor ke lantai, tanpa perlu ganti baju dan celana. Ritme hidup mulai berubah. Bergerak cepat kala di luar, tapi malah jadi slow saat di dalam rumah.
Mensterilkan area tangan berlanjut ke wastafel untuk cuci tangan pakai sabun. Setelah selesai, masih ditambah cuci kaki. Sebelumnya, jaket dan celana panjang juga langsung “dikarantina”, taruh di sudut ruangan. Mendadak juga tidak terlalu sembrono lagi, enggak main lempar baju.
Keseharian jadi agak lebih "higienis". Tapi beneran merindukan masa-masa ketika begitu masuk rumah langsung "terbang" menuju kasur atau ndlosor ke lantai, tanpa perlu ganti baju dan celana. Ritme hidup mulai berubah. Bergerak cepat kala di luar, tapi malah jadi slow saat di dalam rumah.
Sambalbawang mendadak “mati
gaya”, dan ujung-ujungnya hanya muter-muter seantero rumah. Nonton youtube,
baca buku, lihat Natgeo, film, main gitar, memasak ini-itu, bersihin sana-sini,
dan juga… banyak sleep. Masih kurang, sambalbawang jadi mengisi rutin
instagram. Jreng from home. Coba cek ke ig, yaks, hehe.
Sekitar 10 hari, sudah tidak ada ritme rutin seperti biasa
dilakoni mereka yang bergelut di usaha jahit. Sambalbawang dan dik bojo sudah
nggak ke Kebun Sayur atau ke toko di Jalan Sudirman untuk belanja kain dan
bahan jahit. Menghabiskan stok.
Namanya usaha jahit, ya berkaitan dengan “ngadang” orang.
Tapi pelanggan juga banyak mendekam di rumah. Sama-sama waswas bin rada parno
untuk keluar rumah. Semuanya kini dipaksa menjalankan imbauan work from home. Hanya
beberapa pelanggan yang datang ke rumah, karena waktunya baju mereka
selesai. Beberapa lain memakai jasa ojek
online.
Acara nongki-nongki sama teman, sudah dibuang. Agenda piknik
ke Malang (sekaligus bablas mudik ke Jogja) di akhir Maret ini, juga sudah dilipat--untung belum beli tiket pesawat. Jadwal nonton film di
bioskop, dan jalan-jalan ke mal, sepertinya juga sudah di-delete dulu sampai setidaknya bulan
depan.
Mendadak, sambalbawang merasa sebagai “kaum rebahan”. Meski
tetap membereskan urusan rumah, mengurus “pasukan ikan nila” di empang belakang
rumah, hingga hunting keong (dua hari sekali) untuk pakan dua kura-kura
piaraan, tetap saja sambalbawang merasa ikut andil menjadi “kaum rebahan”.
“Kaum rebahan” ini istilah yang disematkan ke mereka, terutama kaum
milenial yang sering terpaku menatap ponsel, bermedsos ria, disambi ber-WA ria,
sembari tiduran di kasur. Cukup jempol untuk menari-narikan pendapat ke jagat
maya.
Begitu cepatnya penularan COVID-19 alias virus Corona
menjadi alasan di balik work from home, yang akhirnya bikin kita banyak mendekam di rumah. Pemerintah mesti menerapkan bermacam
cara guna menghadang kecepatan si virus yang setelah menghantam Tiongkok, kini
menyasar cepat ke negara lain.
Work from home, dulu, bisa jadi dianggap “surga” bagi para
pekerja kantoran atau yang kerjaannya masih harus berurusan sama kantor. Bersekolah dari rumah, mungkin juga enggak terpikir oleh para pelajar
yang pasti sempat mengalami masa-masa bosen sekolah, dan di lubuk hatinya mendamba “sesekali ingin bolos”.
Saat ini, work from home, malah
ada gunanya. Malah jadi imbauan. Kita malah diminta untuk diem saja di rumah. Setidaknya ini membantu banget bagi para tenaga medis agar tidak
terjadi lonjakan pasien di rumah sakit. Jadi, tak ada salahnya kita banyak mendekam dulu di
rumah, sampai masalah Corona ini dituntaskan.
Work from home akhirnya disebut-sebut sebagai aktivitas "rebahan". Sebetulnya ya agak-agak kurang pas sih, karena sebagian orang--termasuk sambalbawang--enggak melulu (jarang) mantengin hape sambil tiduran. Tapi ya, bener juga sih kalau parameternya adalah durasi badan nyentuh kasur--haduh mengapa kini mata mendadak lebih akrab sama bantal, sih..
Work from home akhirnya disebut-sebut sebagai aktivitas "rebahan". Sebetulnya ya agak-agak kurang pas sih, karena sebagian orang--termasuk sambalbawang--enggak melulu (jarang) mantengin hape sambil tiduran. Tapi ya, bener juga sih kalau parameternya adalah durasi badan nyentuh kasur--haduh mengapa kini mata mendadak lebih akrab sama bantal, sih..
Jadi, gegara work from home, ritme harian melambat dan jauh lebih santai. Meski jelas sulit dan butuh terbiasa banget untuk bisa beneran mendekam
di rumah seharian. Bahkan meredam hasrat jalan-jalan, pun, terasa menyiksa. Tapi, iya benar, secara tidak langsung banyak di rumah juga ada dampak positif, misalnya menghemat duit
karena jadi memasak terus dan mengurangi frekuensi jajan. Tetapi di sisi lain, pemasukan juga seret, dan
ini bikin pening kepala juga.
Ritme usaha menukik. Mesin-mesin jahit bahkan tidak menderu sejak dua hari lalu. Order jahit sih ada, tapi pelanggan menunda mengambil. Mereka pun ngumpet di rumah masing-masing. Imbasnya dik bojo sambalbawang, juga jadi males menjahit--meski tetap juga dijahit perlahan. Sambalbawang sebagai co-asisten dik bojo, juga terhenti aktivitasnya.
Cerita sendu lainnya, dua pelajar SMK yang mengikuti Praktik Kerja Industri (Prakerin) di rumah, juga sudah off sejak pekan lalu, seiring instruksi sekolah. Setelah sebulan rumah diwarnai kehadiran mereka, rumah mendadak sepi lagi. Padahal mereka lagi semangat-semangatnya karena senang dapat lokasi Prakerin di usaha sambalbawang yang bertitel "Modiste Samantha" a.k.a Samantha Project ini.
Ritme usaha menukik. Mesin-mesin jahit bahkan tidak menderu sejak dua hari lalu. Order jahit sih ada, tapi pelanggan menunda mengambil. Mereka pun ngumpet di rumah masing-masing. Imbasnya dik bojo sambalbawang, juga jadi males menjahit--meski tetap juga dijahit perlahan. Sambalbawang sebagai co-asisten dik bojo, juga terhenti aktivitasnya.
Cerita sendu lainnya, dua pelajar SMK yang mengikuti Praktik Kerja Industri (Prakerin) di rumah, juga sudah off sejak pekan lalu, seiring instruksi sekolah. Setelah sebulan rumah diwarnai kehadiran mereka, rumah mendadak sepi lagi. Padahal mereka lagi semangat-semangatnya karena senang dapat lokasi Prakerin di usaha sambalbawang yang bertitel "Modiste Samantha" a.k.a Samantha Project ini.
Biasa muter--sering sampai malam--dan kini dipaksa diem di rumah, badan sambalbawang kok rasanya malah meriang.
Bisa jadi karena kebanyakan lihat atau nonton berita seputar Corona. Nonton
orang-orang pada pakai masker dan sarung tangan, bisa bikin jadi rada parno.
Saat melintas di jalanan, lihat warung sepi, juga sedih. Roda perekoniman masyarakat
benar-benar terpuruk.
Tapi sambalbawang yakin para tenaga medis, pemerintah, dan
semua yang berada di garda depan berperang lawan Corona, jauh lebih beresiko.
Kita-kita yang di rumah, kalau terpaksa ke luar rumah, mungkin masih bisa
menerapkan social distancing—bahkan phsycal distancing. Tetap bisa, ya itu
tetap dalam skala relatif sih.
Tapi mereka di garda depan, mustahil menerapkan social dan
physical distancing itu. Nyawa benar-benar jadi taruhan. Apa yang kita bisa?
Jika tidak bisa membantu langsung, jadi kaum rebahan, sudah cukup bagi mereka.
Plus doa, tapi.
Masa cuma rebahan doang. Tapi wait.. doa dan rebahan juga belum
cukup. Perlu juga untuk tidak panic buying dan panik berlebihan. Untuk yang
terakhir ini, ya mesti butuh ketenangan hati.
Membeli barang seperlunya, karena itu juga berkaitan dengan keluarnya rupiah
dari dompet.
Barusan sambalbawang menengok ke dapur. Melihat stok dapur.
Ada 10 mi instan dan dua bungkus mi kering. Beras sudah beli minggu kemarin,
cukup 5 kg. Baru saja beli telur 20 butir, karena stok habis. Sebungkus kopi,
teh, roti tawar, 500 gram gula pasir, dan tiga renteng susu kental manis sachetan untuk “teman”
kopi.
Oh ya, ada juga kue kering coklat, dan keripik singkong
sebagai camilan. Beberapa ruas jahe di dalam kulkas, sebungkus kecil sambel
pecel, beberapa wortel, sawi seikat, tomat 7 butir, dan cabai rawit sebungkus
kecil. Cukuplah…
May God Bless Us..
BACA ARTIKEL LAINNYA :
GATOTKACA TAK HANYA OTOT KAWAT BALUNG WESI
MUSIK ZAMAN DULU VS ZAMAN NOW, MANA YANG BERKUALITAS?
HANACARAKA AKSARA JAWA YANG INDAH
MENGAPA HARUS NGEBLOG
ABBA TALENTA TERBAIK MUSIK SWEDIA
CHINMI JAGOAN KUNGFU DARI KUIL DAIRIN
JURASSIC WORLD VS JURASSIC PARK
NASIBMU SUZUKI
AKU DI BELAKANGMU, TIGER WONG
BANYAK MOTOR SEDIKIT MEREK, SEDIKIT MOBIL BANYAK MEREK
THE AQUARIAN ?
GATOTKACA TAK HANYA OTOT KAWAT BALUNG WESI
MUSIK ZAMAN DULU VS ZAMAN NOW, MANA YANG BERKUALITAS?
HANACARAKA AKSARA JAWA YANG INDAH
MENGAPA HARUS NGEBLOG
ABBA TALENTA TERBAIK MUSIK SWEDIA
CHINMI JAGOAN KUNGFU DARI KUIL DAIRIN
JURASSIC WORLD VS JURASSIC PARK
NASIBMU SUZUKI
AKU DI BELAKANGMU, TIGER WONG
BANYAK MOTOR SEDIKIT MEREK, SEDIKIT MOBIL BANYAK MEREK
THE AQUARIAN ?
Wah Segitunya ya belanja sekarang lari-larian tanpa perlu kroscek harga dulu wkwkw.
BalasHapusSebagai emak-emak aku suka banding-bandingin harga dari produk satu ke produk lainnya. Tapi sekarang nggak lagi karena yang belanja suami
Haha. Emang gitu ya, mas. Terbiasa ngider-ngider. Giliran di rumah sudah berusaha sibuk ini itu akhirnya terdampar juga dalam posisi rebahan.
BalasHapusSemoga semua tetap sehat
Jackpot City's JackpotCity casino promo codes and promotions
BalasHapusGet 하남 출장마사지 Jackpot City's Jackpot City mobile casino promo codes and promo codes today! Best Jackpot 서산 출장샵 City 진주 출장마사지 mobile casino coupons & 서산 출장샵 promo codes 대구광역 출장안마 now!