Satu lagi “kekayaan” Bahasa Jawa, adalah keberagaman kosa
kata yang terkait dengan anggota tubuh maupun panca indera, dan kadang
bersinggungan dengan kondisi emosi. Mulai dari mata, mulut, hingga tangan dan
kaki, aktivitasnya cukup komplet tercakup dalam kosa kata. Dan itu bakalan
panjang jika di-Bahasa Indonesia-kan maupun di-Bahasa Inggris-kan.
Mau tahu apa saja itu, yuk. Kita mulai dari mulut dan mata
dulu ya, hehe. Ada beberapa aktivitas atau perilaku menarik dari mulut, seperti
“mecucu”, “menjeb”, “klecam-klecem”. Apa
itu mecucu? Secara garis besar, itu diartikan kondisi bibir bawah dan bibir
atas diposisikan mengerucut ke arah depan. Sehingga bibir atas nempel ke
hidung, dan hidung terlihat pesek. Nah, mecucu ini menyiratkan kondisi bad
mood, namun juga rasa jengkel.
Lalu “menjep”, adalah ketika bibir bawah ditekuk melengkung
ke bawah. Nekuknya boleh dikit, boleh sampai menyentuh dagu. Menjep adalah
ekspresi kecewa, ketidakpercayaan, atau meng-underestimate seseorang.
Kemudian “klecam-klecem”. Ini adalah kondisi orang tersenyum
malu-malu. Biasanya terbungkus dengan isin (malu). Tersenyum malu-malu, seakan
(dan biasanya memang begitu) menyembunyikan sesuatu yang ingin diungkapkan. Senyum yang mengandung setumpuk makna,
kira-kira demikian. Dan entah mengapa, semoga saya benar, klecam-klecem ini lebih
cocok diekspresikan seseorang yang dalam posisi berdiri.
Untuk panca indera mata, dalam Bahasa Jawa, ada beberapa aktivitas terkait
tatapan mata, seperti “ndelok”, “nyawang”, “mandeng”, “ngematke”, “mlirik”, “mlerok”,
“metoto”, "mecicil" dan “nyandra”. Yang pertama, “ndelok”, diartikan sebagai melihat
sesuatu atau seseorang secara umum. Hanya sebagai penegas bahwa kita pernah
menyaksikan seseorang atau sesuatu itu. Misalnya, aku ndelok kowe ning stasiun
(saya melihat kamu di stasiun), atau aku ndelok TV (saya melihat siaran TV).
Nah, kalau “nyawang”, berhubungan dengan obyek pandangan
yang indah dan menarik, seperti suasana pantai, gunung, dan wanita cantik.
Khusus yang terakhir ini, “nyawang” kadang dipakai. Misalnya, Aku nyawang sliramu (aku memandang
wajahmu).
Sedangkan “ngematke” lebih seperti kondisi melihat seseorang
atau sesuatu, selama beberapa saat, namun sembari otak berpikir (plus
menganalisis) tentang obyek pandangan tersebut. Jika Anda ingin menyelidiki seseorang,
dan anda menemukan orang itu, maka tatapan mata anda adalah “ngematke”. Hehehe.
Kira-kira begitu.
“Mlirik” berarti melirik alias mengerlingkan mata dalam
kondisi mata tidak membuka penuh dan berdurasi singkat, sepersekian detik-lah,
myehehe. Sementara “mlerok” berarti melirik yang kondisi mata cukup terbuka
penuh. Mlerok biasanya berkaitan dengan ekspresi ketidaksukaan.
Kalau “metoto” itu kondisi mata yang melotot penuh, fokus ke
depan. Bisa diartikan sebuah ekspresi keheranan level tinggi. Kadang lebih
mantap dibarengi mulut yang menganga.
Sedangkan "mecicil" adalah kondisi mata mendelik, fokus ke arah lawan bicara, yang biasanya dipicu perselisihan yang dipadu dengan adu mulut. Bisa juga ditambah visual berupa tangan menuding-nuding lawan bicara. Namun mecicil juga dapat dipakai dengan kondisi mata melotot gitu, tapi mengirim pesan menantang balik.
Satu lagi, mecicil ini bisa juga kondisi mata melotot, dibarengi gerakan menendang, mengerang, alias kesurupan. Yup, jika kesurupan, maka biasanya mata yang kesurupan kan melotot-lotot gitu, nah itulah mecicil. Hampir saja istilah mecicil ini terlewat saya tulis, hehe, untunglah seorang kawan tak sengaja menyebutkan kosakata itu, dan langsung "tuing", muncul ide..
Sedangkan "mecicil" adalah kondisi mata mendelik, fokus ke arah lawan bicara, yang biasanya dipicu perselisihan yang dipadu dengan adu mulut. Bisa juga ditambah visual berupa tangan menuding-nuding lawan bicara. Namun mecicil juga dapat dipakai dengan kondisi mata melotot gitu, tapi mengirim pesan menantang balik.
Satu lagi, mecicil ini bisa juga kondisi mata melotot, dibarengi gerakan menendang, mengerang, alias kesurupan. Yup, jika kesurupan, maka biasanya mata yang kesurupan kan melotot-lotot gitu, nah itulah mecicil. Hampir saja istilah mecicil ini terlewat saya tulis, hehe, untunglah seorang kawan tak sengaja menyebutkan kosakata itu, dan langsung "tuing", muncul ide..
Lantas, bagaimana dengan “nyandra” yang dibaca “nyondro” ? Nyandra
(semoga benar), sejauh saya tahu, lebih pada aktivitas melihat benda yang
menarik perhatian. Sesuatu yang biasanya benda kesukaan. Misalnya, Anda penyuka
sepeda kuno, dan suatu ketika anda kedatangan tamu. Seorang teman, membawa
sepeda kuno.
Anda tidak pernah melihat sepeda jenis itu, atau jarang.
Maka Anda akan mengamati sepeda itu dari ujung ke ujung, melihat lekuk demi
keluk. Dari atas, bawah, samping kiri dan kanan. Dan mungkin berulang kali, hingga
bermenit-menit, bahkan berpuluh menit. Lalu dipungkasi dengan asumsi atau
kesimpulan. Itulah “nyandra”.
Begitu, Jreng....BACA JUGA :
LILAC SEPENGGAL CERITA TENTANG PASSION BERMUSIK
THE AQUARIAN ?
HOMPIMPA ALAIUM GAMBRENG UNYIL KUCING
GATOTKACA TAK HANYA OTOT KAWAT BALUNG WESI
TEH NASGITEL PET
YEN ING TAWANG ANA LINTANG
KONSER REUNI ABBA DALAM BENTUK HOLOGRAM ?
KOKORO NO TOMO
BANYAK MOTOR SEDIKIT MEREK, SEDIKIT MOBIL BANYAK MEREK