Live accoustic Paulina & Friends, begitu judul acaranya. Sempat bingung juga mau ngasih titel apa sebelum akhirnya memilih ”friends”. Son’s Coffe di kompleks Wika, yang juga salah satu lokasi syuting klip “Mama”, dipilih sebagai tempat unjuk gigi pertama.
Setelah klip lagu di youtube diunggah per 1 Desember
2019, sambalbawang dan Paulina sudah mulai bergerilya mencari gitaris atau
pemain kibor yang cocok. Sebagai persiapan juga jika nanti mengisi acara-acara
live music.
Obrolan dengan pihak kafe langsung mengisyaratkan
lampu hijau. Kesempatan perform, terbuka, dan tentu saja segera disambar. Seiring
itu, Paulina membawa kawannya yang juga gitaris salah satu band di Balikpapan, yakni Arnold. Pas sudah komposisinya.
Beberapa
lagu ditampilkan dengan iringan satu gitar.
Lagu “Mama” dinyanyikan dua kali, di awal dan penghujung live music
untuk menyajikan
lagu dalam dua format. Tempo lambat dan tempo cepat, sekaligus juga
untuk membandingkan. Ini dia perform mereka, membawakan lagu Mama yang
tempo agak cepat. Jangan kaget, versi akustiknya lumayan beda jauh sama
versi asli klip "Mama", hehe. Mohon maaf juga jika suara kurang mantep,
maklum merekamnya hanya pakai ponsel.
Pau—panggilan Paulina—menyebut “Mama” sebagai salah
satu lagu terbaik yang bercerita tentang ibu. Liriknya pendek, simpel,
sederhana. Namun ia merasa maknanya dalam. “Saya berharap lagu ini bisa
diterima, dan menambah kekuatan rasa cinta antara anak dan ibunya,” begitu kata
Paulina.
Sambalbawang juga berharap lagu Mama yang ditulisnya
ini bisa diterima masyarakat. Melengkapi sekian banyak lagu bertopik ibu yang
sudah dikenal publik, dan juga menambah satu lagi lagu untuk Kota Balikpapan.
Ibu adalah segalanya. Sambalbawang yakin, kita tak akan tahu seberapa penting dan tak tergantikannya peran serta kehadiran ibu. Juga sampai seberapa rindu kita merindukannya, sebelum kita benar-benar ditinggalkan.
Ibu adalah segalanya. Sambalbawang yakin, kita tak akan tahu seberapa penting dan tak tergantikannya peran serta kehadiran ibu. Juga sampai seberapa rindu kita merindukannya, sebelum kita benar-benar ditinggalkan.
Owner Son’s Coffee, Pak Gatoet Saputra merepons bagus minat anak-anak muda mengembangkan talenta bermusiknya. Kafe yang berlokasi di kompleks Wika ini memang mendukung acara-acara musik. Usai acara, Pak Gatoet juga gembira bernyanyi lagu-lagu jadul sembari memainkan kibor.
Balik ke lagu “Mama” yang dibawakan dengan tempo
rada cepat, ternyata ada maksudnya. Ini berkaitan dengan proyek selanjutnya.
Semacam “jembatan” pengantar ke proyek lagu setelah ini, tetap dengan Pau
sebagai vokalis.
Ah, semakin penasaran saja, kan. Tunggu sebentar
lagi kejutannya. Don’t miss it.
BACA JUGA ARTIKEL LAIN :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar