Sabtu, 08 April 2017

MOTOR APA YANG PALING NYAMAN ?

Ada beberapa kawan yang pernah bertanya, motor apa yang paling nyaman? Ini susah-susah-susah-mudah, menjawabnya. Bukan karena tidak ada, tapi karena ada beberapa jawaban karena tergantung sejumlah alasan. Mulai dari selera, performa, juga situasi.

Begini. Seperti halnya soal makanan, kesukaan tiap-tiap orang jelas berbeda. Begitu juga soal kendaraan. Ada yang cinta mati sama bebek, eh motor bebek. Tapi ada yang ngefans berat sama skutik (skuter matik). Ada yang suka motor laki, ada yang demen motor sport, dan ada juga yang pengin memelihara motor gede (moge). Ada juga yang pokoknya Vespa, meski mengesampingkan frekuensi mogok dan ndorong.

Semua jawaban itu sah-sah saja. Namun menurut sambalbawang, kriteria nyamannya kendaraan, sebenarnya relatif. Dan relatif itu pun, ditentukan oleh perawatan, pemeliharaan, dan kebiasaan berkendara. Kalau direntang lebih lebar, itu jadi beberapa item kesimpulan. Oya, pembahasan enggak sebatas menyoal ke motor baru ya.

Kita bicara juga dengan memasukkan motor bekas, alias second. Sebenarnya, tidak terlalu sulit mendeteksi kenyamanan sebuah motor. Tinggal dikendarai. Motor yang servis rutinnya ditaati, ya lebih enak dinaiki ketimbang motor yang baru masuk bengkel kalau mogok. Motor yang dikendarai dengan perasaaan, ya lebih nyam-nyam ketimbang yang dipakai ngetril.

Motor yang diperlakukan asyik dan semestinya, seperti rajin dicuci, rajin diperiksa kekencangan baut-bautnya, dan tidak pernah kempes bannya (karena rutin dicek dan ditambah angin), ya pastilah lebih nyaman daripada motor yang “asal jalan”.

Motor yang minum pertamax ya pasti lebih halus dan bertenaga ketimbang yang menenggak premiun. Oktan, kan, yang berbicara. Hehe. Motor yang kelistrikannya beres pun lebih menyenangkan dari motor yang salah satu lampunya yang “absen” menyala gegara bolam putus (sejak lama) tapi belum (selalu lupa) diganti.

Kenyamanan motor tergantung juga kondisi bahan-bahan penyusunnya. Ada shock absorber, rem cakram, foot step, spion, dan kualitas jok. Juga tinggi badan si pengendara, meski ini ya bisa dikatakan relatif. Kenyamanan motor juga bisa dari kapasitas mesin, handling, dan “kebandelan” secara keseluruhan. Sudut pandang para boncenger juga bisa dimasukkan.

Beberapa motor bebek dan skutik (second) yang harganya mahal pun, belum tentu enak dikendarai. Motor yang dioprek mesinnya, belum tentu lebih sip dan kencang daripada motor yang hanya rajin servis rutin. Motor yang knalpotnya bersuara menggelegar, belum tentu menggelora powernya.  Motor yang knalpotnya sering mengeluarkan bunyi “tembakan”, malah mudah disalip oleh motor standar pabrik yang rutin servis. Motor yang "penuh aksesoris" ala motor balap, juga belum tentu bisa ngacir. Apalagi motor yang saringan karburator (saringan udaranya) dicopot, itu mah, cuman menang "tampilan easy going-nya" saja, karena malah enggak bisa lari dan mesinnya cepet panas.

Sedikit kesimpulan ini berdasarkan pengalaman sambalbawang sendiri, yang sudah menyemplak mungkin ratusan motor (meminjam sebentar motor milik teman--bukan dibawa pulang), jika dihitung sejak duduk di bangku SMA.

Jadi, dalam beberapa aspek, you are is how you drive. Hehe.   


                                                                 Aku dan skuter

baca juga :

FORD LASER SONIC - BALADA FORDI (1)
7 MOTOR BEBEK TERBAIK SEPANJANG MASA
TENTANG HONDA (1) DARI PISPOT SAMPAI PITUNG
LEBIH BAIK NAIK VESPA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar