Harum serpihan daun-daun dan potongan batang-barang kering berwarna kecoklatan ini sungguh menggoda. Baunya, rasanya, warnanya, sudah sangat akrab denganku sejak aku melafalkan kata-kata pertama di dunia. Dia selalu menjadi teman yang menyenangkan di pagi maupun sore. Ada setiap hari.
Mari meraciknya. Letupan-letupan air mendidih dari panci pertanda temperatur yang tepat. Untuk menenggelamkan serpihan-serpihan daun, yang kadang juga batangnya berwarna coklat pucat, ini. Mengubah warna air menjadi coklat keemasan, namun bening.
Semerbak baunya malu-malu menguar dari tiap pori serpihan daun dan batang-batang itu. Mengepulkan sebersit asap putih. Sebelum terlambat, kutuang air panas beraroma menarik ini ke dalam gelas kaca. Menyaringnya, namun awas, jangan terlalu halus.
Sisakan partikel-partikel kecil serupa kerikil super mini namun lembut, biarkan mengendap di dasar gelas. Satu setengah sendok gula pasir, bakal menjadikan ramuan ini sempurna, Dan tentu, jangan lupa menghancurkan gula hingga kristal terakhir.
Buih-buih kecil akan riang mengumpul di tengah pusaran air, bolehlah diangkat jika racikan ini akan dihidangkan. Tapi, sah-sah saja membiarkannya sebagai hiasan permukaan airnya. Biarkan sejenak panas terlepas, tidak perlu terburu. Lima menit, cukuplah.
Duduklah sejenak dengan santai. Sedikit lantunan musik akan merasuk dalam setiap mili racikan ajaib ini. Kosongkanlah pikiran, sebentar saja. Pandanglah bening coklat keemasan itu, dan berterima kasihlah pada yang menciptakannya.
Tiuplah sedikit permukaan airnya. Cecaplah sebentar untuk merasakan sensasi panas-manis-kental-dan sepat, yang bertumpukan menyatu. Teguklah sekali-dua kali, lalu letakkan gelas kaca ini. Pandanglah sekali lagi. Lalu habiskan.
Hangat menyeruak berlomba menjelajah seluruh tubuh. Aroma melati yang kuat namun bersahabat, dan menyenangkan, adalah milikmu. Aku sejenak teringat ibu yang menghadirkan racikan ini untuk pertama kalinya, dengan penuh sayang.
Dan aku, malam ini, meraciknya dengan segenap jiwa, untukmu kekasihku tersayang..Segelas teh istimewa untukmu, aku yakin bisa menjadi penambal lelahmu seharian. Membahagiakan tatkala melihat senyummu mengembang usai menyeruput minuman ini.
Kedua matamu yang bulat nan jenaka, membesar. Berkejap-kejab kegirangan. Gelas ini kamu genggam erat, seakan ingin menyerap panas dan sarinya ke dalam telapak tangan. "Sempurna," katamu, sembari tertawa renyah.
BACA JUGA :
BLOGER BALIKPAPAN RAYAKAN HARI BLOGER NASIONAL 2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar