Menegaskan juga eksistensi
Balikpapan Blogger Community, yang sama-sama menapak di usia ke-12 sebentar
lagi. Dan memanggil para anggota komunitas bloger Kota Minyak untuk
menyempatkan diri “kumpul hore”.
Hotel bintang empat di Jalan
Soekarno-Hatta ini jadi sponsor perayaan Hari Bloger Nasional di Balikpapan.
Kalau enggak dapat sponsor dan lokasi, bisa jadi perayaan hanya diisi saling
mengucapkan selamat di grup WhatsApp, tanpa kopi darat, hehe.
Bolehlah angkat topi untuk mas
Bambang Herlandi, Ketua Balikpapan Blogger Community yang berjibaku
mengupayakan seremonial tersebut. Selama hampir lima jam, kami, 20-an bloger
bisa sejenak haha-hihi di sisi teratas hotel itu.
Dua belas tahun silam, 27 Oktober
2007, Hari Bloger Nasional dicanangkan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika
Muhammad Nuh. Kalau ditarik lagi ke belakang, media bloger pertama dikenalkan
blogger.com—yang lalu diakuisisi google tahun 2002.
Beberapa tahun kemudian, barulah di
Indonesia terjadi “demam” blog. Beberapa orang jadi terkenal gegara aktivitasnya
ngeblog, bahkan sampai mencetak buku yang laris di pasaran. Raditya Dika
misalnya, mengawali sukses dengan buku Kambing Jantan, yang merupakan kumpulan
tulisan di blog pribadinya.
Seingat sambalbawang, hingga tahun
2010, demam ngeblog terasa. Orang-orang mulai banyak ngeblog. Sebagian teman
sambalbawang mengawali tulisan blog dengan tulisan ringan semacam curhat
kecil-kecilan, cukilan cerpen, atau sebatas aktivitas rutinnya.
Seiring media sosial menyeruak, yang
diawali facebook, blog tergusur perlahan. Sekian aplikasi percakapan hingga
kehadian android –tahun 2013-- semakin meminggirkan era ngeblog ke pinggir.
Blog-blog teman mulai enggak update. Mayoritas dari mereka, nulisnya sekarang
jadi status di facebook.
Bahkan semakin ke sini, mereka semakin
pindah ke instagram hingga youtube. Blog dianggap sudah kuno karena tidak bisa
banyak memanjakan mata dan telinga. Kalah oleh instagram, you tube, bahkan
WhatsApp.
Sambalbawang mulai ngeblog tahun
2013 yang merupakan tahun transisi. Sudah agak telat, sebenarnya. Meski
sebenarnya aktivitas tulis-menulis bukan hal baru, mengingat pekerjaan
sambalbang sebagai jurnalis sejak tahun 2004. Juga aktivitas sebelumnya saat
masih SMA dan mahasiswa yang aktif menggarap bulletin.
Kembali ke seremonial sederhana Hari
Bloger Nasional. Bambang Herlandi menyebut sekarang memang era medsos. “Blog
kalah oleh medsos. Di medsos, kita enggak perlu mikir banyak dan tidak perlu
nulis banyak. Cuma tinggal posting, selesai,” katanya.
Balikpapan Blogger Community,
menurut dia, ramai hingga tahun ketiga. Bahkan ada yang ketemu jodohnya di
sana. Selepas tahun ketiga, hiruk-pikuk blog berkurang sampai sekarang.
“Setelah medsos marak, teman-teman mulai malas menulis. Bahkan lupa apa user
nama dan password untuk masuk ke blog,” ujarnya lagi.
Bambang memerkirakan ada 200-an
bloger di Balikpapan. Mereka dari berbagai “genre”. Sekitar 60 di antaranya
masuk bergabung ke grup. Tidak semua bloger aktif menulis. Juga tidak semua
rutin nongol atau hanya sekadar hadir untuk kopdar.
Sambalbawang baru masuk ke grup
komunitas blog di Balikpapan ini akhir 2018. Karena pekerjaan pribadi dan
kesibukan mengurus usaha jahit, praktis enggak nongol waktu kopdar. Hanya lumayan
rajin memantau percakapan di grup. Cukup seru.
Salah satu pertanyaan yang kadang
nyangkut di kepala adalah apakah sambalbawang bisa rajin nge-blog.Ini cukup
krusial mengingat kondisi mata yang dalam dua tahun belakangan sepertinya
mengalami penurunan performa.
Sambalbawang punya dua blog. Satu di
blog sambalbawangkangadi.blogspot.com yang merupakan blog pribadi, sementara
satunya lagi www.modistesamantha.com
yang adalah blog usaha jahit baju. Yang pertama sudah menapak tahun ketujuh dan
berisi 160-an artikel, satunya lagi sudah tahun keempat dan terisi 25 artikel.
Kawan-kawang di komunitas blog,
sebagian sudah lumayan bisa mendapat rezeki dari akvititasnya ngeblog. Dari
menang lomba atau kompetisi, hingga mendapat kesempatan me-review produk atau
lainnya.
Sambalbawang juga beberapa kali
mengenalkan dua blog itu di forum seperti seminar, lokakarya, hingga pelatihan
jurnalistik—hingga sebelum April 2019. Semangatnya adalah menumbuhkan minat
menulis.
Secara langsung maupun tidak
langsung, sambalbawang sudah merasakan manfaat ngeblog. Dan ini menarik, karena
ditunjang passion menulis. Meski sekarang blog semakin terimpit, tapi tetap ada
peluang, asalkan kita cukup kreatif.
Memanfaatkan medsos, adalah salah
satunya. Blog tidak ditinggal, tapi cakupan para bloger mestinya diperluas ke
medsos. Ini penting. Meski dalam hal itu, sambalbawang juga tidak bisa cukup
mahir “menyelam”. Tapi yang jelas akan terus “menyelam”.
Ada hal menarik diutarakan Mas Bambang
Herlandi. Seiring nanti Ibu Kota Negara (IKN) pindah Kaltim, tepatnya ke
Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, maka Balikpapan akan
menjadi tetangga IKN.
“Akan ada bloger-bloger yang datang
dari Jakarta, juga dari Jawa, kemari. Namun akan tetap ada peluang bagi bloger
di sini. Kami (bloger) akan membantu pemerintah,” kata Bambang sembari berharap
Pemkot Balikpapan berpikiran senada.
Ketua Dewan Kerajinan Nasional
Daerah (Dekranasda) Kota Balikpapan Arita Rizal Effendi yang hadir di acara
itu, mengajak para bloger menggali segenap potensi Balikpapan. “Menggali
potensi ini, tidak harus yang baik-baik saja. Menggali juga apa kekurangan kota
ini, tapi juga berikan solusi. Saya pun berharap literasi juga banyak digali
oleh bloger,” ucap Arita.
Assistant Director of Sales Platinum
Balikpapan Resyika juga mengungkapkan kegembiraannya bertemu dan menjamu para
bloger. Sambalbawang sendiri juga baru pertama menginjakkan kaki ke rooftop di
lantai 11 hotel ini.
Setelah perayaan sederhana Hari Bloger
Nasional 2019, sambalbawang yang berstatus bloger “gado-gado” ini jadi makin sering membaca (ulang) blog
sendiri, juga blog lain. Dan merenung. Kira-kira hendak dibawa ke arah mana
(lagi) dua blog milik sendiri, sambalbawang.blogspot.com dan www.modistesamantha.com.
Mungkin, bisa jadi, sudah di “rel”
yang benar. Namun menuju Balikpapan sebagai calon tetangga IKN, memang harus
perlu kerja ekstra. Ada ungkapan bahwa untuk mencapai tujuan yang terpenting bukan
senjata tapi “the man behind the gun”.
Artinya adalah, yang terpenting dalam
hidup bukan sekadar alat dan fasilitas, melainkan orang yang bisa menjalankan
itu semua. Jadi, sambalbawang harus terus menjadi “the man behind the gun”,
sebisa dan sebaik mungkin.
Jadi, mari kita para bloger
lanjutkan ngeblog dan biasakan rutin posting artikel. Terserah apa genre
tulisan dan apa tujuan utamanya. Jika belum bisa menjadikan blog jadi duit,
maka jadikan blog sebagai ajang untuk melatih keterampilan menulis.
Dan blog komunitas bloger Balikpapan semoga juga semakin banyak terisi tulisan yang menginspirasi.
BACA JUGA ARTIKEL LAIN :
"MAMA" by PAULINA, PROYEK LAGU PERTAMA
CHINMI JAGOAN KUNGFU DARI KUIL DAIRIN
BACA JUGA ARTIKEL LAIN :
"MAMA" by PAULINA, PROYEK LAGU PERTAMA
CHINMI JAGOAN KUNGFU DARI KUIL DAIRIN