Adaaa satu kategori kaum penyantap tanaman yang tak pernah disebut dalam buku atau tulisan soal vegetarian. yakni vegetarian wanna be.. makhluk apa itu? ehm, ternyata, menurut penerawangan saia, kalangan ini banyaaak.
Mengapa bisa
demikan? Dan apa sih pemikiran mereka? nah ini yang menarik, dan ..asli, bikin
saya ketawa ngakak. percampuran antara gembira, takjub, prihatin, bengong, ketap-ketip,
dan hanya bisa bilang “Ohh…”.
“Saya ini vegetarian
kok. Paling Cuma makan ikan sekali dalam sebulan,” begitu ujar seorang pria
berumur 45 tahun, yang sudah menduduki jabatan bergengsi di sebuah perusahaan
yang sudah go publik dan cas-cis cus dalam berbahasa Inggris…
“EE saya juga
vegetarian looh. Makan daging Cuma pas kondangan,” ujar teman saya, perempuan
centil yang secara tampang bolehlah dikasih nilai “8,5”… Doi sarjana S-1 kampus
terkenaal..
“Kalau saya, sudah bisa dibilang vegetarian juga. Sudah
nggak makan daging merah,” kata seorang teman saya yang rajinnya gak
ketulungan. “Kalau ikan, nggak termasuk daging khan?” lanjutnya lagi.. Gubrak,
mau semaput saya..
Ada pula seorang teman, yang ini malah sudah bergelar S-2
yang bilang, bahwa ia sudah mulai menjalankan pola makan vege. “Paling kalau bikin
sop, Cuma dikasih kaldu dikit. Daging sudah tak saya masukkan dalam panci,”…
gitu katanya.
Bukannya mau mendebatkan, namun memang, suer, pengetahuan
mereka ttg vegetarian, kok ya cukup bikin saya terenyuh… bingung jadinya… Walau
yah semakin menguatkan teori saya bahwa, jadi vegetarian di tanah air ini
laksana alien.
Walau begitu, ada juga beberaapa orang yang asik-asik gimana
memandanginya, pas bilang,”Padahal saya sudah bertekad nggak makan daging. Eh,
nggak sengaja masuk warung bakso….”.. kata teman saya sambil menggaruk-garuk
kepala. Dan dia,sudah sekian tahun bertekad, tapi selalu saja gagal, dengan
alasan a-z, balik ke a lalu ke z, dst..
Ealah, hwarakadah