Entah mengapa, bunyi pesan masuk di ponselku yang sudah disetel volume lirih
ini masih terdengar oleh telinga. Menyiagakan ragaku yang terbenam sekian jam dalam
luapan tidur dan mimpi yang menyenangkan .
“Coba lihat status fesbukku,” begitu kalimat SMS di layar ponselku, yang
diakhiri tanda seru dan emoticon orang tertawa renyah. Ah, ngapain juga buka
fesbuk sepagi ini, gerutuku sambil melirik jam dinding yang jelas menunjuk
angka 6.
Aku pun kembali terlelap dan mendengkur. Meski dua jam kemudian terbangun dan
segera meloncat menyambar motor. Dan kembali menjalankan rutinitis, berkeliaran di
jalanan. Jaket butut, sepatu buluk, tas sobek, dan topi kumal.
Sampai ketika malam hendak berganti pagi, baru kuingat pesan
itu. Dengan malas kubuka media sosial yang entah mengapa tidak pernah membuatku
tertarik untuk eksis. Berubah apanya sih temanku satu itu.
Dan aku mendadak tercekat kala membaca status fesbukmu itu, kawan. Seperti bukan
kawanku yang menuliskannya. Segera ku menuju kotak percakapan dan menuliskan “Kamu
berubah?”.
Tak lebih semenit, kamu langsung membalas panjang lebar yang inti
omonganmu pun aku sudah tak paham. “Kamu paham enggak, sih? Mau jadi lebih
baik, enggak, sih?” tanyamu di kotak chatting-an fesbuk.
Tak sadar kuketik kalimat ini. “Kamu aja tersesat, gimana bisa membuat aku
lebih baik?”, dan kukirimkan kepadamu. Kamu pun membalas membabi-buta dengan sejuta
kalimat pembenaran.
Sepertinya mencari tanda silang di ujung layar komputer ini akan
membuat nyaman. Klik, saja. Mau tidur. Besok pagi aku mau ke toko, membeli cermin ukuran cukup besar, yang akan kuhadiahkan untukmu, kawan. Untuk bercermin, sejenak saja.
BACA JUGA
JADI "GURU" DADAKAN DI PERBATASAN
BACA JUGA
JADI "GURU" DADAKAN DI PERBATASAN